Senin, 24 Oktober 2011

Renungan Pagi: "ANDA SEDANG MENUJU AMBANG BATAS"



Peringatan Sta. Salomo, St. Contardo Ferrini,
St. Filipos, Hermes dan Severus, Serta Nunila dan Alodia
Luk.13:1-9

Siapa yang bisa memastikan waktu kematiannya? Kematian bukanlah rencana saudara dan aku, tapi rencana-Nya. Kita bagaikan mobil atau kapal yang siap diberangkatkan kapan saja sang sopir atau kapten kapal menginginkannya.

Kutipan indah yang pantas kita renungkan untuk melukiskan kemurahan hati Allah bagi setiap orang yakni permintaan si tukang kebun kepada pemelik-Nya; “Tuan, biarlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia.” Ini bukan sebuah sabda yang menakuti kita, melainkan memberi motivasi untuk bertobat karena sesungguhnya kematian tak dapat dihindari oleh setiap orang. Karena itu, saya selalu memberi pesan yang sama tentang topik ini; “Jika waktu hidup masih terberi kepadamu sampai saat ini, maka sadarlah bahwa Tuhan itu masih sangat murah hati kepadamu, selalu memberi kesempatan bagimu untuk bertobat dan mempersiapkan jiwamu, untuk kembali ke haribaannya, kepada pemilik-Nya.” Hendaknya setiap orang menghitung mundur waktu hidupnya ke ambang batas, karena sesungguhnya hidup setiap orang menuju ke sana saat ini. Janganlah menunjuk orang lain, tapi buatlah pertobatan pribadi mulai saat ini, sehingga engkau akan menjadi contoh seperti Levi (Matius, sang pemungut cukai) yang menjadi jalan/jembatan bagi banyak pendosa untuk datang dan tinggal, serta makan bersama Yesus di rumahnya.

Karena itu, sadarlah bahwa waktu hidup yang terberi kepadamu sampai saat ini, sesungguhnya bukan karena engkau begitu berjasa atau suci/kudus sehingga Tuhan memberinya sebagai balasan yang setimpal untukmu, melainkan inilah kemurahan hati dan kerinduan-Nya untuk dapat bertemu dengan engkau dalam perjamuan kudus-Nya. Keindahan kemurahan hati Allah inilah yang selalu kita renungkan secara luar biasa pada jam Kerahiman Ilahi setiap hari, di mana Hati-Nya yang tertikam dengan tombak sehingga keluarlah “air dan darah” menjadi aliran kemurahan Hatinya yang memberi kesempatan kepada setiap orang, terutama para pendosa untuk percaya bahwa bila pertobatan dilakukan seperti penjahat di tiang gantungan, maka sesungguhnya hari inipun engkau ada bersama Yesus di Firdaus.

Bertobatlah...Bertobatlah saudaraku! Hanya dengan bertobat maka sabda-Nya menjadi nyata ditelinga dan hatimu; “Kalau tempat itu sudah tersedia, Aku akan datang dan membawamu pergi, sehingga di mana pun Aku berada di situ pulah engkau berada.” Wow...hatiku selalu merindukan tempatku di sisi-Mu, Tuhan, demikian jeritan batinku kepada-Nya setiap pagi dan malam. Dan Ia pun menjawabku; “Bertobatlah, anak-Ku! Hanya dengan itu, engkau akan menempati tempatmu yang telah Kusediakan dari semula untukmu.” Indah kan bila ini akan terjadi kepada setiap orang. Tapi syaratnya tetap sama; “Bertobat...dan bertobatlah!”


Selamat berakhir pekan untuk para sahabat.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar