Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN PAGI: "NAMAMU TERTULIS DI TELAPAK TANGAN TUHAN"


Selasa, 26 April, 2011
John 20:11-18



... “Dalam keadaan sesulit apa pun Tuhan selalu datang kepadamu,
tapi mengapa ada yang tidak merasakan kehadiran-Nya?”


            Aku ingin menceritakan kembali kisah Maria Magdalena yang tertulis dalam Injil hari ini secara ringkas untukmu karena sesungguhnya menjadi gambaran bagi banyak orang tentang bagaimana kita harus menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, terutama dalam saat-saat duka dan derita menghadang. Kesedihan karena kematian Yesus masih sangat membekas di hati seorang Maria Magdalena. Ia terus mencari Yesusnya walaupun telah menyaksikan peristiwa kubur kosong dan mendengarkan kata-kata Malaikat bahwa Dia yang sedang dicari telah bangkita, tetapi semuanya belum meyakinkan seorang Maria untuk berhenti mencari-Nya. Tiba-tiba ada suara yang sangat dikenalnya memanggil namanya; “Maria!”  Wow, suara itu selain telah sangat dikenalnya tapi sungguh bukan saja terngiang di telinganya semata, tetapi terlebih di hatinya. Suara yang memanggil namanya menciptakan sebuah kedamaian jiwa. Suara yang memanggil namanya seakan menghapus kesedihan yang sedang dialaminya. Suara yang memanggil namanya mengatakan lembut di hatinya bahwa ia sedang bertemu dengan Dia yang sedang dicarinya. Dan, itulah Yesus.

            Pelajaran indah yang bisa kita dapatkan dari kisah Maria Magdalena adalah bagaimana kita yang mengalami derita dan kesedihan dalam hidup karena kehilangan sesuatu bahkan seseorang dalam hidup kita; ketika kita kehilangan anak, sahabat, orang tua atau pun mungkin cuma binatang kesayangan kita dalam peristiwa kematian. Semuanya pasti mendatangkan kesedihan, luka dan duka di hati kita. Mengatasi semuanya itu tidak cukup bagi kita untuk  menangisi keadaan kita. Saya selalu menasehati teman-teman dekatku yang berada dalam situasi penderitaan dan kesedihan; “Kawan, hidup ini terlalu singkat untuk ditangisi. Tangisan memang penting karena bisa membuat kita terlepas dari beban hidup dalam otak dan pikiran, tetapi hidup harus tetap dilanjutkan.” Kisah Maria Magdalena mengajarkan kepada kita bahwa kita pun harus berjalan mencari penyelesain dari setiap problem hidup yang kita alami. Kita pun harus mencari Dia yang bisa menyembuhkan luka batin kita; Bisa saja ada yang menceritakan kisahnya kepada teman dekat; yang lain bertemu konselor; yang lain lagi bertemu para romo. Tetapi yang lebih penting adalah seperti Maria Magdalena, kita pun harus mengayunkan langkah kepada Yesus lewat doa-doa pribadi kita. Dalam pembicaraan semalam dengan seorang fans GK (Gereja Katolik) di Kuala Lumpur, dia mengungkapkan penghayatan imannya; “Romo, apa yang aku selalu buat dalam doa-doaku adalah ungkapan syukur dan kepasrahan.”  Aku membalasnya; “Ibu berada di jalur tepat untuk menerima banyak rahmat dari Tuhan. Aku selalu yakin bahwa kepasrahan selalu membuat kita akan sabar menantikan berkat Tuhan yang kita perlukan, tetapi ucapan syukur selalu menjadi kunci yang membuka pintu rahmat berikutnya untuk Anda.”

            Karena itu, kisah Maria Magdalena yang mencari Yesus dalam kesedihan, bertemu dengan Yesus Yang memanggil namanya, sungguh membuat Maria harus berbuat sesuatu dalam hidupnya. Kata-kata ini melukiskan tindakan Maria setelah melihat Yesus. Kata Maria kepada para murid Yesus; “Saya telah melihat Tuhan.” Sebuah kalimat pendek tapi sarat makna. Maria mewartakan kepada para murid Yesus apa yang dilihat dan didengarnya dari Yesus Yang telah bangkit. Bagaimana dengan saudara dan aku? Kita telah diikut sertakan dalam peristiwa sengsara dan kematian Yesus. Sekarang kita pun telah mengikuti perayaan Paskah, perayaan kebangkitan Tuhan Yesus. Pertanyaan untuk kita renungkan pagi ini; “Apakah saya pun ikut bangkita bersam Yesus?” Jika sudah! Apakah saya pun berani untuk mewartakan seperti Maria Magdalena kepada orang lain bahwa “Aku telah melihat Tuhan? Bahwa aku telah mengalami kasih-Nya? Bahwa kuat kuasa-Nya sungguh nyata dalam hidupku?” Aku hanya mengingatkanmu sekali lagi sebagai saudaraku: “Hanya mereka yang suci hatinya lewat pertobatanlah yang  melihat dan merasakan kehadiran Yesus yang bangkit seperti pengalaman Maria Magdalena.” Jika Anda telah mengalaminya maka sekarang pergilah seperti Maria Magdalena dan wartakanlah kebangkitan-Nya kepada orang lain.

            Akhirnya, aku hanya mengingatkanmu sebagai saudaraku bahwa “pewartaanmu tentang kebangkitan Yesus hanya bisa dipercaya dan mampu mengubah hidup orang lain jika Anda sendiri telah berubah dan bertobat dan menjadi manusia baru.” Perubahan hidup karena pertobatanmu akan menjadi lilin yang bernyala dalam kegelapan hidup orang lain, dan akan menuntun mereka untuk mengalami seperti Maria dan Anda apa artinya kebangkitan Yesus dalam hidup mereka. Ini pun yang harus Anda ingat; “Tuhan sedang memakaimu untuk mewartakan kebangkitan-Nya. Maukah engkau pergi seperti Maria Magdalena dan mengatakan kepada orang lain bahwa Yesus telah bangkit karena Anda sendiri telah melihat dan mengalami kehadiran-Nya? Jika Ia telah memanggilmu dengan namamu sendiri maka percayalah bahwa  namamu tercatat bukan hanya di telapak tangan-Nya, tapi terlebih terlukis dan terpahat indah di hati Allah. Sungguh, Anda sangat berarti di hati-Nya. Tapi ini yang seharusnya Anda selalu ingat agar pertobatan selalu Anda buat dan kepasrahan serta ucapan syukur selalu keluar dari mulutmu; “Sesungguhnya, Anda dan sayalah yang membutuhkan Tuhan demi keselamatan kita.”


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar