Kamis, 07 Juli 2011

"RENUNGAN PAGI : "JUAL DIRI DAPAT HARTA"





Mrk 10: 17-27

... “Gelas yang telah kosong selalu memberi kemungkinan untuk terisi lagi
dengan air yang baru.”

Terkadang otakku cepat sekali berpikir tentang hal-hal yang aneh alias sedikit terkesan gila. Mau tahu kenapa? Bacalah judul renungan pagi ini, “Jual Dirimu dapat Harta.” Bukankah ini sebuah kekonyolan? Judul sebenarnya yang telah tertulis dalam kertas buramku adalah “Juallah hartamu tapi jangan dirimu.” Namun, tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja ide itu muncul ketika jari-jariku telah bermain di atas tuts laptopku, sehingga keluarlah ide gila di atas, “Jual Dirimu dapat Harta.” Meskipun demikian, berilah aku waktu untuk mempertanggung-jawabkannya dalam renungan pagi ini.

Semua pasti masih ingat akan kematian Adjie Massaid, suaminya Angelina Sondak beberapa waktu yang lalu. Seingat saya, dalam beberapa group facebook terutama yang beranggotakan orang-orang Kristen, ramai berdiskusi tentang peristiwa itu, bahkan muncul konflik dan perang kata-kata; ada yang acuh tak acuh, yang lain berempati; yang sebagian meneguhkan dan mendukung, yang lain mencela dan mengumpat; yang sebagian menangis, yang lain tertawa kemengan. Pokoknya reaksi orang berbeda terhadap Angelin Sondak, yang “katanya hanya karena cinta (ingin menikah dengan Adjie) maka rela menanggalkan imannya, berani meninggalkan Yesus. Realitas lain yang bisa saja terjadi (semoga tidak) tapi di beberapa kota besar seperti Manila (kebetulan saya di sini sehingga sedikit tahu realitas sosialnya, tapi jangan tanya di mana aku dapatkan informasinya...hehehe...rahasia perusahaan) banyak gadis muda karena tekanan hidup ekonomi keluarga berani meninggalkan propinsi dan datang ke Manila mengais rezeki dan keberuntungan di bar dan diskotik yang tak sedikit jumlahnya di kota Manila. Atau maaf, ada juga mahasiswi yang rela mengorbankan kemurnian dirinya untuk mendapatkan nilai yang baik dari dosen (Semoga ini tidak terjadi). Bahkan ada yang rela menjalin cinta dengan sang bos agar mendapatkan pekerjaan...ini mungkin hanya terjadi di sinetron Indonesia....hope so) Masing-masing pembaca bisa memberikan contoh kongkrit, membenarkan atau menyalahkan saya atas contoh-contoh gila ini.

Injil hari ini menceritakan kisah seorang pemuda kaya yang ingin mengikuti Yesus tapi enggan melepaskan harta bendanya. Hanya satu yang masih kurang darimu, yakni pergilah! Juallah semua hartamu, lalu datanglah mengikuti Aku. Pemuda itu menjadi sedih karena banyak hartanya. Ia tak mau menjual hartanya tapi juga dirinya tidak. Anehnya, apa yang kita sering buat dan praktekan lain dari perintah sang Guru dalam Injil hari ini; Menjual diri...maaf..untuk mendapatkan uang, menjual Yesus untuk mendapatkan cinta, rela menanggalkan agama demi mendapatkan jabatan dan kedudukan, dan beragam kenyataan lain yang kita praktekkan, yang bertentangan dengan ajaran sang Guru. Apakah saya sudah dinyatakan lulus bila mempertahankan skripsi/thesis saya dengan judul “Menjual diri dapat Harta?” Kalau dosen penguji menyatakan belum terlalu menyakinkan jawaban yang telah saya berikan maka saya akan melanjutkan lagi pada alenea di bawah ini.

Kesulitan untuk meninggalkan harta adalah sikap batin manusia yang cenderung melihat bahwa tujuan hidup adalah harta benda yang dimilikinya. Aku sangat yakin bahwa Yesus pasti tidak marah bila kita memiliki harta, tapi ketika kita terikat dengannya dan tidak mau berbagi, maka problem akan muncul di sana. Tapi, dengarlah kataku ini; kadang kita yang miskin ini lebih kikir daripada orang kaya. Masa sih? Iya, karena ketika kita mendapatkan dua buah roti dalam keadaan lapar, kita tidak akan memberi kepada teman lain, yang juga sementara lapar. Sebaliknya, ada orang kaya yang punya dua roti dan bisa memberikan keduanya kepada pengemis di pinggir jalan itu. Anda bisa menjawabku; Itu terjadi karena orang kaya itu tidak membutuhkannya. Benar! Jawabku. Tapi masalahnya terletak pada sikap hati manusia terhadap apa yang menjadi miliknya.

Oleh karena itu, sebagai seorang teman, aku hanya mau datang ke dalam kesadaranmu dan membisikan kata-kata ini; “Minumlah teh manis yang sementara ada di dalam gelasmu, atau setidak-tidaknya berikanlah kepada orang lain untuk meminumnya. Biarlah gelas itu kosong di atas mejamu. Aku mau mengatakan ini; sang tuan pesta akan menyuruh pelayannya untuk mengisi lagi semua gelas kosong dengan teh manis yang baru. Apa yang akan terjadi bila gelasmu tetap terisi dengan teh lama? Pasti si pelayan akan melewatimu. Kawan, demikianlah apa yang akan diperbuat oleh Allah kepadamu ketika engkau tidak membiarkan harta dan barang-barangmu melekat padamu. Baiklah Anda menjadikan dirimu saluran air yang mengalirkan air kehidupan kepada mereka yang membutuhkan. Percayalah bahwa ketika gelas tubuhmu kosong dengan barang dan harta, ketika gelas jiwamu kurang dengan berkat dan rahmat karena telah terberi kepada sesamamu, maka Tuhan sendirilah yang akan datang mengisinya dengan berkat-berkat-Nya, baik untuk keperluan tubuhmu maupun terlebih keselamatan jiwamu. Bukankah Ia sendiri berkata kemarin; “Lihatlah burung-burung yang tidak pernah menanam tapi tetap terberi makan oleh Sang Pencipta.” Bukankah Anda lebih berharga di hati Allah, lebih dari bunga indah di taman dan burung di udara? Pesanku; “Cobalah berilah sesuatu kepada mereka yang membutuhkan hari ini, maka aku meyakinkan engkau sebagai saudaraku bahwa; “Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk menggantikannya yang lebih baik dan baru bagimu.”

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar