Kamis, 07 Juli 2011

Renungan Pagi: "ALLAH TERUS MEMADANGMU"

  • Kamis, 5 April 2011
    Yoh 3: 31-36

    Dalam perbincangan dengan seorang fans GK kemarin yang bertanya tentang soal jodoh dan takdir, saya memberikan jawaban singkat kepadanya bahwa "Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, tetapi hal yang indah dari pihak Allah adalah Ia memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih untuk dirinya, untuk hidup...nya dan untuk apa yang ia suka dan ingini." Dan, sungguh Allah sangat menghargai pilihanmu. Dengan kata lain, segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk sangatlah tergantung pada kehendak bebas manusia. Dalam konteks ini, pasti ada yang bertanya; "Apakah kejahatan juga berasal dari Allah?" Saya tidak berbicara tentang sesuatu yang buruk berasal dari Allah tetapi Allah dapat berbicara kepada kita lewat pengalaman seburuk apa pun yang kita alami. Masalahnya yakni apa atau siapakah yang menjadi fokus Anda ketika derita atau masalah menimpahmu. Menjawab fans GK itu, saya cuma menegaskan kembali bahwa "ketika derita menerpahmu, jangan tanya "mengapa" tapi tanyakanlah "apa maksud Tuhan" di balik derita yang Anda alami, karena bisa saja menjadi sarana pembelajaran, peringatan, atau pertobatan demi menciptakan hidup yang lebih baik dan bermakna.

    Karena itu, bisa saja terjadi dalam hidup bahwa karena pilihan bebas, maka kita membuat sesuatu yang salah bahkan sesuatu yang buruk terjadi atas hidup kita, tetapi Allah dapat menggunakannya untuk menarik kita lebih dekat kepada diri-Nya. Suami dari istri yang kemarin berjumpa denganku bercerita; "Romo, saya bersyukur karena dengan kecelakaan kecil yang menimpah istriku, dia menghabiskan banyak waktu dengan facebook, terutama membaca renungan-renungan romo dan apa yang terjadi, malah dia  sekarang menjadi lebih sabar dari saya." Apa yang Allah perbuat dalam setiap event yang terjadi di sekitar kita, terutama dalam banyak derita, adalah Allah mengubahnya menjadi kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam iman.

    Oleh karena itu, kendatipun kita merasa bahwa Tuhan sepertinya membiarkan kita mengalami derita tapi apa yang benar adalah Dia takan pernah meninggalkan kita. Allah itu bagaikan seorang ayah yang sangat bangga melihat anaknya bertumbuh menjadi dewasa dan bagaikan seorang ibu yang selalu siap menangkap dan mengangkat anaknya yang jatuh. Mungkin saat ini Anda merasa jauh dari-Nya karena derita-deritamu tapi justru sebaliknya yang terjadi dari pihak Allah bahwa saat derita menimpahmulah Ia sangat dekat padamu.


    Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,


    ***Duc in Altum***
    Lihat Selengkapnya
  • Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,

    Maaf karena baru bisa online sehingga renungan yang sedianya dikirim pagi hari baru bisa diposting pada tengah malam ini.


    ... Rabu, 4 Mei 2011
    Yoh 3: 16-21

    Ia datang karena cinta. Ia hidup untuk cinta. Dan, Ia pun mati demi cinta. Tapi, untuk siapakah semuanya itu?"

    Ade sebuah cerita singkat sarat makna; Seorang tua mencoba menyelamatkan kalajengking yang terapung di atas air dengan tangannya. Setiap kali ia mengulurkan tangan dan menyentuh kalajengking itu maka kalajenking itu mengigigtnya. Tiba-tiba seorang muda berteriak mengingatkan orang tua itu; Apakah engkau mau bunuh diri dengan mencoba menyelamatkan binatang berbahaya itu? Orang tua itu menjawab: "Kawan muda, memang sifat utama binatang itu yakni menyerang setiap orang atau benda yang menyentuhnya tapi itu takan pernah dapat merubah sifat utamaku sebagai manusia untuk menyelamatkannya.

    Injil hari ini menjadi surat cinta yang terbuka dari pihak Allah kepada manusia. Ia begitu mencintai saudara dan saya sehingga mau memberi Putra Kesayangannya kepada kita untuk menebus dosa-dosa kita. Allah bukan sekedar mencintai saudara dan saya tapi Ia sangat mencintai kita sehingga pengorbanan Anak-Nya pun dilakukan demi keselamatan saudara dan aku. Inilah yang selalu saya tekankan bahwa Allah mencintai manusia sampai terluka.

    Jika hari ini kita diundang untuk merenungkan bacaan Injil ini maka kita hendaknya sadar bahwa seorang pribadi telah mati untuk saudara dan aku, dan dialah Yesus. Itulah alasannya mengapa saya selalu mengatakan; Jika engkau menyadari betapa Allah mencintaimu tanpa pamrih, tanpa syarat dan tanpa memperhitungkan kesalahan dan dosa-dosamu, maka hendaknya tidak ada alasan untuk menolak mencintai orang lain apa adanya.

     Untuk mewujudkan cinta itu saya saya selalu mengajakmu untuk memulai dari keluargamu sendiri. Untuk hal ini saya mengingatkan kembali saudara akan inti kotbahku di Manado kemarin; "Jangan jadi domba di luar rumah tapi menjadi serigala dan singa di rumah sendiri. Jangan kepada istri, suami dan anak-anak orang lain, Anda dapat menebarkan pesona tapi kepada suami, istri dan anak2 sendiri engkau menebarkan racun. Baiklah setiap orang memulai dari diri dan keluarganya sendiri dan biarlah terangmu bersinar menembus dinding dan tembok rumahmu dan menyapa orang lain.


    Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

    ***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar