Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN PAGI: "ALLAH SEDANG MENANTIMU"


Senin, 11 April, 2011
Yoh 8:1--11; 


“Sungguh, ini yang tidak kumengerti; Dosa telah menyakiti Hati Allah, tetapi Allah selalu menggunakan moment keberdosaan kita untuk menawarkan cara lain demi menyakinkan kita bahwa Ia sungguh menginginkan kita selamat.
...

            Memang benarlah bahwa kecenderungan kita manusia adalah selalu mampu melihat dengan jelas kesalahan dan dosa orang lain, tapi terhadap dosa dan kesalahan sendiri kita berpura-pura tidak mengungkitnya atau bahkan dengan seenaknya mengatakan maaf.

            Perbuatan orang Farisi yang membawa si wanita yang kedapatan berdosa kepada Yesus sungguh menjadi kenyataan yang memilukan bukan saja dalam masyarakat Yahudi dulu, tapi sikap dan tingka laku orang Farisi itu juga ada pada banyak di antara kita, anggota Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik ini. Dengan selalu menunjuk, mengungkit dan menceritakan kejelekan, kesalahan dan dosa orang lai, kita pun telah membuat garis pembatas antara orang lain yang kita cap/lebelkan sebagai pendosa dan kita yang merasa diri kurang dan bahkan tidak bersalah/berdosa.

            Pagi ini saya hanya mau mengajakmu untuk sejenak tidak melihat ke luar diri melainkan ke dalam diri kita masing-masing, melihat dan mengevaluasi kembali sikap, tutur kata dan perbuatan-perbuatan kita agar kita pun semakin berbenah diri menyambut pesta kebangkitan Tuhan nanti. Kepada para peniten saya selalu meyakinkan mereka akan isi hati Allah (maaf ini hasil permenungan pribadi) bahwa “walaupun dosamu telah menyakiti Hati Allah, tetapi Ia seakan melupakan sakit hati-Nya itu dan mencari jalan lain untuk meyakinkan Anda akan betapa besarnya cinta-Nya kepadamu.” Ini bukan ajaran untuk terlena dengan kesalahan dan dosa-dosa kita, melainkan apa yang aku tambahkan kemudian yakni “bila Anda menyadari betapa besarnya cinta Allah padamu maka seharusnya Anda tidak lagi melukai Hati-Nya dengan dosa-dosamu.” Kata-kata berikut ini juga menjadi sesuatu yang  indah di telinga dan hati kita; “Sedangkan saat kita berdosa saja Allah tetap mencintai kita, apalagi saat kita tidak berdosa?” Dapatkah Anda membayangkan aliran rahmat yang tercurah untukmu? Pasti tidak “berkelebihan” tapi “berkecukupan”  akan dianugerahkan oleh Allah untukmu.

          Oleh karena itu, jika setelah membaca renungan ini dan Anda merasa masih berdosa karena belum mengakui dosamu, maka aku yakinkan Anda sebagai saudaraku bahwa “Allah sedang menantimu di kamar pengakuan saat ini. Ia tidak mau beranjak dari sana sebelum Anda datang kepada-Nya.” Ini hanya mau mengatakan bahwa Allah sungguh memperhatikan keselamatanmu. Lagi, kata-kata ini selalu terucap di kamar pengakuan; “Walaupun dosamu meyakitkan Hati Allah, tetapi bagi Allah, keselamatanmu lebih penting dari tikaman dosa-dosamu di Hati-Nya.” Ini pun mau mengatakan betapa hanya satu tujuan Allah ketika Ia menciptakan dan mencintai kita yakni ingin menyelematkan kita. Aku sangat yakin bahwa kepada Anda pun Allah akan mengatakan dengan lembut kata-kata ini; “Putra/putriku yang terkasih; Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berdosa lagi” Bukankah pengampunan orang lain terhadap kesalahan dan perbuatan jahat kita selalu membuat air mata menetes sebagai tanda penyesalan karena telah ceroboh melakukan perbuatan jahat, tapi juga menjadi ungkapan terima kasih atas kebaikan hati mereka yang terluka tapi rela memaafkan kita? Itu pun yang Anda akan rasakan jika memohon ampun kepada Tuhan di dalam kamar pengakuan dosa.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar