Minggu, 14 Agustus 2011

Renungan Pagi: "APA YANG HARUS KUJUAL?"



Hari Raya MARIA DIANGKAT KE SURGA, St. Tarsisius, Martir
Mat.19:16-22

Sadar atau tidak, dewasa ini ketika iman semakin goyah sementara kesenangan duniawilah yang selalu dicari maka banyak orang berani mengorbankan dirinya, imannya, Gerejanya, keluarganya, bahkan lebih gila lagi mereka berani meninggalkan Yesus hanya untuk mendapatkan pasangan hidup, pangkat/kedudukan dan uang.

Bacaan Injil hari ini kiranya menjadi peringatan bagi kita tentang apa yang penting untuk jiwa, bukan hanya di dunia ini melaikan terlebih di akhirat nanti. Ketika seorang pemuda kaya ingin mengikuti Yesus, kepadanya Yesus berkata; “Pergilah! Juallah segala milikmu, berikanlah kepada orang miskin, lalu datang dan ikutilah Aku,” kiranya menjadi tantangan bagi setiap pengikuti Yesus dewasa ini. Perintah Yesus sungguh jelas; Juallah segala milikmu agar Anda mendapatkan Yesus, mendapatkan kehidupan kekal, namun banyak orang telah, sedang dan merencanakan untuk berbuat sebaliknya; “Menjual Yesus agar mendapatkan hal-hal yang mengenakkan tubuhnya di dunia ini.”

Karena itu, pertanyaan untuk direnungkan pagi ini; “Apa yang harus kujual? Jawabannya; juallah kesombonganmu, arogansimu dalam beriman, keterikatanmu pada harta benda duniawi demi mendapatkan Yesus. Memiliki Yesus adalah jaminan keselamatan yang tentunya harus disertai dengan melaksanakan perintah-pertintah-Nya. Apakah Anda masih tetap teguh dan percaya bahwa Yesus adalah segalanya bagimu saat ini, terutama demi keselamatanmu? Menolak Yesus adalah menolak keselamatan.

Inilah kebenarannya; “Yesus adalah sakramen Allah Bapa, Gereja (Katolik) adalah sakramen Yesus.” Jalannya lurus saja; Kalau ingin selamat; tinggallah di dalam Gereja yang didirikan oleh Yesus, lakukanlah perintah-perintah-Nya, karena sesungguhnya Yesus-lah jalan lurus menuju Bapa, sehingga Gereja tetap menjadi penting dalam usaha untuk menggapai keselamatan.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar