Minggu, 27 Februari 2011
Bacaan I : Yes 49:14-15
... Bacaan II : 1 Kor 4:1-5
Injil : Mat 6: 24-34
“Jika engkau telah berdoa dan meminta,
tidak baikkah jika engkau memberi kesempatan kepada Tuhan untuk membantumu? Sungguh, Ia peduli padamu lebih dari apa yang engkau pikirkan dan bayangkan.
Menyiapkan renungan ini, aku mencari kembali di youtube sebuah lagu favoritku yang dinyanyian oleh Sonya Isaacs, “He understands my tears.” Kutuliskan beberapa kata di sini untukmu: “ It's hard to believe he still loves me….Knowing how wrong I have been…when All I can say is I'm sorry…He understands when all I can do is cry…And when the words get in the way I know he still hears…He understands my tears.” Intinya, dalam keadaan apa pun saat ini, dalam duka dan kecemasan, dalam sedih dan gembira, percayalah bahwa “Dia selalu di sana, di hatimu. Ia mendengarkan jeritan hatimu yang paling dala...Ia mengerti air matamu dan Ia selalu akan memelukmu erat engkau dalam pelukan seorang bapa.
Cerita pendek ini bisa melukiskan apa yang tertulis dalam Injil hari ini; Suatu ketika dua ekor burung merpati terbang dan bertengger pada cabang pohon di pusat kota. Mereka melihat manusia yang berlalu lalang di bawahnya; ada yang bergegas ke kantor, yang lain mencari penumpang, dan yang lain lagi mengais rezeki makan dengan cara mengemis, dan banyak lagi kesibukan manusia yang terlihat. Menyaksikan kesibukan manusia seperti itu, merpati yang satu berkata kepada temannya; Kawan, lihatlah manusia-manusia itu. Kenapa, jawab temannya. Mereka sibuk dengan banyak hal dalam hidup. Jawab temannya; “Mereka kan sedang mencari makan lewat pekerjaan mereka. Lalu temannya menimpalinya: Sayang, “mereka tidak mempunyai Allah seperti kita.”
Bacaan hari ini seyogyanya tidak berbicara tentang kekhawatiran manusia tentang soal makan-minum, pakaian atau kebutuhan lainnya, melainkan sejauh manakah kita menaruh kepercayaan kepada Allah dalam hidup kita sebagai putra-putri kesayangan-Nya. Kedua merpati dalam cerita di atas mengejek kita bukan karena kita tidak memiliki Allah seperti mereka, melainkan karena “keragu-raguan kita untuk peryaca dengan sungguh kepada Allah. Apa yang hilang dalam diri kita sebagai orang beriman dewasa ini, adalah kehilangan rasa percaya untuk menyerahkan segala sesuatu ke dalam penyelenggaraan-Nya. Kita kurang bahkan tidak memberi celah dalam hidup untuk terjadinya sebuah mujizat. Segala sesuatu kita kehendaki terjadi sesuai dan atas kemauan dan kehendak kita, sesuai dengan kebutuhan kita saat di mana kita merasa sangat membutuhkan. Kita menuntut Tuhan untuk mengabulkan doa dan permohonan kita sesuai dengan kehendak kita.
Pengalaman masing-masing orang tentunya sangat berbeda dan beragam, tapi jika bacaan hari ini kita renungkan, maka Yesus mengajak kita untuk percaya kepada Bapa di surga dan juga kepada-Nya. Manusia kadang meminta sesuatu untuk tubuhnya, tapi ketika kita percaya maka Allah akan akan memberikan bukan hanya untuk tubuh tapi terlebih untuk jiwamu, demi keselamatanmu, saudaraku. Pasti ada yang bertanya; Apakah cukup kita percaya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan sambil menanti bantuan-Nya. Aku akan menjawabmu saudaraku; Kepada burung-burung di udara Tuhan tidak memberikan otak dan hati, makanya Ia menyediakan makanan mereka lewat alam. Bagaimana dengan engkau dan aku? Otak dan hatimu adalah rahmat yang membedakanmu dengan hewan di padang, burung di udara dan ikan di laut. Bahkan mereka pun Tuhan berikan kepadamu untuk dimakan. Gunakanlah otakmu untuk berpikir, hatimu untuk mempertimbangkan apa yang harus kauperbuat untuk memenuhi kebutuhanmu setiap hari. Mujizat zaman ini terjadi bukan dari langit atau karena lampu aladin, melainkan karena Anda dan aku mau berbagi apa yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan. Air segelas dan nasi sebungkus pasti bagimu hanya makanan sesaat, tapi itu akan menjadi mujizat bagi mereka yang lapar dan haus jika engkau rela memberikannya.
Kepada umat yang biasanya datang mengaku dosa, aku mengakhiri nasehatku dengan mengatakan ini; Putra/i-ku, jika engkau sungguh percaya kepada-Nya, dengarkanlah ini; Jangan takut! Ia tidak akan meninggalkanmu sendirian dalam perjalanan hidupmu. Kemana pun engkau pergi dan di mana pun engkau berada, yakinlah bahwa Ia akan selalu bersamamu. Mau tahu kenapa? Karena Ia sungguh mencintaimu. Pulanglah dalam damai. Allah, Bapamu selalu bersamamu, putra/i-ku. Dengan kata-kata ini pun kusapa engkau saudaraku pagi ini; Serahkanlah segalanya kepada-Nya saat ini karena Ia tahu yang terindah dan terbaik untukmu.
Mengakhiri renungan ini sambil mendengarkan suara emas Agnes Monica yang sedang bernyanyi: Allah mengerti…Allah peduli…segala persoalan yang kita hadapi…Tak akan pernah dibiarkan-Nya…kubergumul sendiri..karena Allah peduli.” Aku hanya membisikan sepotong kata ini kepada Dia Yang tergantung pada salib kecil di depanku; Amin…Yesus! Engkau sungguh peduli padaku. Maafkanlah aku yang selalu meragukan bantuan dan pertolongan-Mu setiap saat.
Salam seorang sahabat untuk para sahabat,
Romo Inno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar