Jumat, 08 Juli 2011

Renungan Pagi: "MENGAPA DERITAKU TAK BERAKHIR, TUHAN?


Jumat, 8 Juli 2011
Mat.10:16-23

Mungkin Anda bukan, tapi pasti banyak orang ketika mengalami derita, ketika iman mereka diuji, bahkan ketika ancaman terhadap jiwanya mendera, maka mereka mulai cenderung untuk bertanya; “Yesus, semuanya telah kulakukan demi dan untuk Engkau, tapi kenapa Engkau membiarkanku mengalami semuanya ini? Mengapa Engkau tidak bertindak meringangkan beban hidupku saat ini? Dan, beragam pertanyaan lainnya yang diajukan dari dalam hati yang sedang menjerit karena tekanan beban hidup. Aku hanya mau katakan kepadamu bahwa Yesus mendengarkan keluhan dan jeritan jiwamu saat ini, dan Ia menjawabmu; “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat.” Para martir meyakini hal ini sehingga kematian menjadi gerbang bagi mereka untuk mendapatkan ganjaran atas pengorbanan mereka. Mereka bukan mencari kesenangan badan tapi keselamatan jiwa.

Kepada Petrus yang mengajukan pertanyaan yang sama; Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau, apa yang kami terima? Yesus bukan hanya menjanjikan kebahagiaan di dunia tapi terlebih keselamatan di akhirat. Hanya mau mengingatkanmu bahwa syukur kalau kebahagiaan hidup dialami tanpa melalui jalan berliku, tapi banyak orang telah membuktikan bahwa kebahagiaan yang dialami dijanjikan oleh Yesus selalu bagaikan hujan yang mengakhiri musim panas, seperti air yang ditemukan di tengah padang gurun, seperti mutiara yang tersimpan dalam kulit kerang. Yesus menghendaki agar kita tidak menerima dengan cara gampang dan akhirnya lupa bersyukur, melainkan Ia mau agar kita harus berjuang dan berusaha untuk menggapainya, sehingga kita pun dengan penuh syukur menikmati hasil dari perjuangan kita, yang bahkan dilalui dengan penderitaan.

Mungkin saat ini ketika Anda mengalami bahwa semua kegembiraan dan kebahagiaan hidup sedang menjauh daripadamu, maka yakinlah bahwa hanya Yesuslah yang ada di sana untukmu. Ia sedang memandangmu. Ia sedang mendengarkanmu. Dan, yang pasti bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkanmu. Ia hanya mau melihat sejauh manakah Anda mampu melalui “via dolorosa” yang pernah dilalui-Nya dari rumah Pilatus sampai bukit Golgota menjemput kemenangan dari atas salib. Sungguh, Ia sedang bersamamu saat ini dalam derita-deritamu, kawan! Jangan pernah berhenti berharap, karena Ia selalu ada di dalam dan ujung harapanmu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar