Kamis, 07 Juli 2011

RENUNGAN PAGI: "IA SEDANG MENCARI PINTU MASUK"


Minggu, 13 Maret 2011
Mat 4:1-11



... “Sedikit saja engkau mempercayainya maka itulah pintu masuk bagi iblis
untuk  mengusai jiwamu.”


          Dalam renungan-renungan terdahulu kita telah mengetahui apa tujuan dan manfaat dari berdoa dan berpuasa, serta juga mengetahui di lain pihak bahwa setan itu sungguh licik dan  berkuasa. Dan, cara terbaik untuk untuk mengalahkan si iblis yakni lewat doa dan puasa itu sendiri. Injil pagi ini masih mengajak kita untuk melihat dan waspada terhadap bujuk rayu iblis yang tidak lagi menakutkan dan bertentangan dengan sikap dan tingka laku manusia, namun digencarkan dengan cara yang halus, manis dan menarik, bahkan saya menyentil bahwa dalam diri teman dan keluarga dekat pun iblis berjuang merenggut kita dari kasih Allah.

            Kisah pencobaan Yesus di padang gurun selalu menarik untuk direnungkan karena menjelaskan tentang sumber atau pintu masuk bagi iblis untuk menguasai pikiran, hati dan jiwa kita. Iblis itu sangat cerdik, dan dalam pelajaran kecerdikan ini iblis pasti mendapatkan nilai tertinggi dari siapa pun yang ada di dunia ini. Pencobaan di padang gurun mau mengatakan bahwa manusia bisa dijatuhkan dari 3 kebutuhan dasarnya sebagai manusia, yakni: “kelaparannya (jika Engkau Anak Allah bersabdalah agar batu ini menjadi roti untuk dimakan), keinginan untuk mendapatkan harta (semua itu akan kuberikan kepada-Mu jika Engkau menyembahku), dan nafsu untuk berkuasa terhadap orang lain (Jatuhkanlah dirimu karena para malaikat akan datang melayani-Mu).”Siapa yang lapar dan tidak berjuang untuk mencari makan? Siapa yang tidak ingin hidup sebagai orang kaya atau setidaknya berkecukupan? Siapa yang tidak ingin memerintah atau setidak-tidaknya dilayani oleh orang lain? Semua pertanyaan di atas berpusat pada kebutuhan dasariah manusia. Walaupun demikian, Yesus menginginkan saudara dan saya mendapatkan semuanya itu bukan dengan cara mudah melainkan membutuhkan usaha dan kerja keras.

            Jika hari ini kita disodorkan bacaan pencobaan di padang gurun untuk direnungkan maka kita diingatkan bahwa walaupun  Yesus itu adalah Tuhan, dan betapa mudah bagi-Nya untuk bersabda agar makanan tersedia di atas meja untuk disantap-Nya; bukankah 5 roti  dan 2 ikan itu menjadi banyak dan masih tersisa? Bukankah air itu menjadi anggur? Apa yang kurang jika Ia harus memiliki Yerusalem jika Ia adalah Pencipta Alam semesta? Apa artinya Ia dilayani oleh malaikat jika Ia adalah tuan mereka? Dalam semuanya, Yesus menunjukkan bahwa sebagai manusia Ia pun harus hidup normal, makan dari hasil pekerjaan-Nya dan hidup dari perjuangan-Nya. Inilah yang indah dari 3 bentuk pencobaan di padang gurun yang kita pelajari dari Yesus; “Ketika Ia lapar, Ia lebih suka memberi orang lain makan sebelum Ia mencari untuk Diri-Nya sendiri; Ketika Ia hendak dilayani, lebih baik bagi-Nya untuk melayani orang lain; Daripada berkuasa sebagai raja yang pantas dihormati, lebih baik Ia memberi kesempatan kepada orang lain untuk merasa aman dengan cara-Nya Ia berkuasa; Daripada menikmati hidup, lebih baik Ia memberi kesempatan kepada orang lain untuk menikmati hidup mereka dalam nama-Nya.” Dalam semuanya, Ia mengutamakan Allah dan sesama-Nya daripada Diri-Nya sendiri. Ketika Ia bekerja untuk Allah dan orang lain, justru kebahagiaan jiwa raga-Nya didapatkannya.

            Karena itu, bila hari ini kita merenungkan kisah pencobaan di padang gurun maka ingatlah bahwa si iblis sedang melipat-gandakan pengaruh jahatnya kepada manusia di zaman ini dengan cara halus mempesona, dalam beragam bentuk yang menarik namun akhirnya mencelakakan. Sebagai saudaramu, aku hanya mau datang ke kedalaman jiwamu dan mengatakan yang satu ini agar Anda pun harus berhati-hati; “Apa yang paling Anda sukai dan inginkan dalam hidup, di dalamnya tersimpan celah bagi iblis untuk merenggut jiwamu.” Kelaparan, harta dan kuasa, tentunya tidak salah bila kita dapatkan, tapi kalau tidak hati-hati dalam cara mendapatkannya maka itu akan fatal bukan saja dalam relasimu dengan Tuhan dan sesamamu, tetapi terlebih kehancuran jiwamu. Sekali Anda memberi kesempatan kepada iblis karena percaya kepadanya maka itulah celah atau jalan masuk baginya untuk menguasai dan merenggut jiwamu. Sekali lagi seperti di akhir renungan malam, aku ingin membuatmu untuk tetap terjaga; “Ia telah mengundurkan diri dari Yesus, tetapi ia sedang mencari kesempatan yang bagus untuk mencobai-Nya lagi, dan cobaan itu telah datang kepadamu, sedang kita alami di zaman ini, dan tetap akan mengiringi kisah perjalanan saudara dan aku yang ingin mendapatkan keselamatan jiwa dalam Tuhan.” 


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

"Duc in Altum"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar