Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,
Atas keterlambatan posting kisah orang kudus dan renungan pagi untukmu, pantaslah kuhaturkan maaf. Lagi dan lagi hanya karena jaringan internet yang menjadi alasannya. Sekali lagi maaf.
... Sabtu, 19 Maret 2011
Pesta St. JOSEPH
Mat 1:16, 18-21, 24
“Kadang kita harus membuat diri bodoh
agar orang lain mengerti betapa indahnya rencana Allah
dalam hidup manusia”
Seorang temanku berani berkorban untuk menjadi ayah dari bayi dalam rahim pacarnya yang ketahuan sudah hamil. Segala cacian, makian, pun hojatan dari teman-teman lain, terutama anggota keluarganya diabaikan hanya demi menyelamatkan nama baik pacarnya dan terutama agar bayi yang lahir nantinya bisa memanggilnya sebagai ayah. Akhirnya, mereka pun menikah dan mendapatkan lagi seorang bayi selain anak pertama yang bukan dari darah dagingnya. Sayangnya, kisah indahnya sekarang harus berakhir karena si istri tidak pernah mengerti dan berterima kasih atas pengorbanannya itu dengan cara selalu membandingkan suaminya dengan mantan pacarnya yang memberi kepadanya anak pertama tapi kemudian meninggalkannya. Memang benar kata orang; “Kesabaran itu tiada batasnya.” Meskipun demikian, di antara jutaan pria yang tak bertanggung jawab atau ribuan wanita yang harus meninggalkan suami dan anak mereka, saya percaya bahwa masih ada santo Joseph yang bisa kita temukan di antara teman-teman dan sahabat kenalan kita yang rela berkorban demi hidup orang lain, terutama anak-anak yang harus kehilangan ayah atau ibu mereka.
Kisah kebodohan St. Joseph kiranya tidak menjadi bahan refleksi kita pada pagi ini karena memang setiap orang tahu bahwa karena campur tangan Roh Kudus akhirnya Joseph menerima semuanya itu sebagai kehendak Allah. Pesta St. Joseph yang kita rayakan hari ini hendaknya memberi nilai positif kepada kita sekalian untuk belajar menjadi tulus dan berkorban untuk orang lain. Aku hanya datang dan mengatakan kepadamu bahwa kita tidak harus memerlukan kisah yang mirip seperti St.Joseph untuk menilai kejujuran, ketulusan dan kesetiaan kita masing-masing terhadap pasangan atau panggilan hidup kita. Apa yang aku selalu percaya bahwa saat ini; entahkah Anda sudah menikah atau belum; entahkah Anda seorang suster atau romo, tapi satu hal yang aku percayai bahwa di mana pun Anda berada dan apa pun profesi dan jabatanmu saat ini, lihatlah itu sebagai kesempatan emas yang diberikan oleh Tuhan bagimu untuk belajar merajut kesetiaan, kejujuran dan pengorbanan. Saat ini, mungkin Anda mengalami problem dengan suami/istri Anda. Saat ini, mungkin Anda sedang goncang dalam panggilanmu sebagai seorang romo atau suster. Saat ini, mungkin Anda mengalami badai dengan tunangan atau pacar Anda. Aku hanya mengajakmu sejenak berdiam diri, meminta bantuan doa St. Joseph, kiranya rahmat yang sama yang pernah ia terima dulu juga dianugerahkan kepadamu saat ini.
Sekali lagi, aku selalu percaya bahwa Anda, pembaca renungan ini bisa menjadi santo Joseph di zaman ini. St. Joseph percaya bahwa semua cercaan dan hinaan yang diterima karena kebodohannya untuk menerima Maria sebagai istrinya akan menjadi pelajaran bagi kita semua dari zaman ke zaman untuk belajar setia terhadap istri/suami, pacar atau tunangan Anda, pun terhadap janji selibat dan sumpah suci di hadapan Tuhan. Bagi mereka yang sedang mengalami kegoncangan dalam rumah tangga, relasi persahabatan atau pertunangan, pun dalam panggilan suci mereka, kiranya kesetiaan dan pengorbanan St. Joseph yang pestanya kita rayakan hari ini bisa mengetuk pintu hatimu untuk percaya dan berharap bahwa masih ada terang dalam kegelapan hubungan atau hidupmu saat ini. Kadang kita harus berjalan dalam kegelapan agar mengakui bahwa terang itu sangat penting. Demikian pun, kadang problem atau masalah harus kita alami agar hubungan kita dengan Tuhan, dengan suami/istri atau pun dengan pacar atau tunangan semakin diperkuat dan diteguhkan.
Akhirnya, aku hanya mau katakan kepadamu sebagai saudaraku; “Betapa rindu St. Joseph saat ini untuk melihat di dunia ini muncul Joseph-Joseph yang lain yang masih memberi harapan kepada dunia bahwa ketulusan, kejujuran dan pengorbanan diri untuk Tuhan dan sesama itu masih mungkin terjadi.” Dan, Anda sedang dipakai oleh Tuhan untuk membuktikan kebenarannya.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
***Duc in Altum***
Atas keterlambatan posting kisah orang kudus dan renungan pagi untukmu, pantaslah kuhaturkan maaf. Lagi dan lagi hanya karena jaringan internet yang menjadi alasannya. Sekali lagi maaf.
... Sabtu, 19 Maret 2011
Pesta St. JOSEPH
Mat 1:16, 18-21, 24
“Kadang kita harus membuat diri bodoh
agar orang lain mengerti betapa indahnya rencana Allah
dalam hidup manusia”
Seorang temanku berani berkorban untuk menjadi ayah dari bayi dalam rahim pacarnya yang ketahuan sudah hamil. Segala cacian, makian, pun hojatan dari teman-teman lain, terutama anggota keluarganya diabaikan hanya demi menyelamatkan nama baik pacarnya dan terutama agar bayi yang lahir nantinya bisa memanggilnya sebagai ayah. Akhirnya, mereka pun menikah dan mendapatkan lagi seorang bayi selain anak pertama yang bukan dari darah dagingnya. Sayangnya, kisah indahnya sekarang harus berakhir karena si istri tidak pernah mengerti dan berterima kasih atas pengorbanannya itu dengan cara selalu membandingkan suaminya dengan mantan pacarnya yang memberi kepadanya anak pertama tapi kemudian meninggalkannya. Memang benar kata orang; “Kesabaran itu tiada batasnya.” Meskipun demikian, di antara jutaan pria yang tak bertanggung jawab atau ribuan wanita yang harus meninggalkan suami dan anak mereka, saya percaya bahwa masih ada santo Joseph yang bisa kita temukan di antara teman-teman dan sahabat kenalan kita yang rela berkorban demi hidup orang lain, terutama anak-anak yang harus kehilangan ayah atau ibu mereka.
Kisah kebodohan St. Joseph kiranya tidak menjadi bahan refleksi kita pada pagi ini karena memang setiap orang tahu bahwa karena campur tangan Roh Kudus akhirnya Joseph menerima semuanya itu sebagai kehendak Allah. Pesta St. Joseph yang kita rayakan hari ini hendaknya memberi nilai positif kepada kita sekalian untuk belajar menjadi tulus dan berkorban untuk orang lain. Aku hanya datang dan mengatakan kepadamu bahwa kita tidak harus memerlukan kisah yang mirip seperti St.Joseph untuk menilai kejujuran, ketulusan dan kesetiaan kita masing-masing terhadap pasangan atau panggilan hidup kita. Apa yang aku selalu percaya bahwa saat ini; entahkah Anda sudah menikah atau belum; entahkah Anda seorang suster atau romo, tapi satu hal yang aku percayai bahwa di mana pun Anda berada dan apa pun profesi dan jabatanmu saat ini, lihatlah itu sebagai kesempatan emas yang diberikan oleh Tuhan bagimu untuk belajar merajut kesetiaan, kejujuran dan pengorbanan. Saat ini, mungkin Anda mengalami problem dengan suami/istri Anda. Saat ini, mungkin Anda sedang goncang dalam panggilanmu sebagai seorang romo atau suster. Saat ini, mungkin Anda mengalami badai dengan tunangan atau pacar Anda. Aku hanya mengajakmu sejenak berdiam diri, meminta bantuan doa St. Joseph, kiranya rahmat yang sama yang pernah ia terima dulu juga dianugerahkan kepadamu saat ini.
Sekali lagi, aku selalu percaya bahwa Anda, pembaca renungan ini bisa menjadi santo Joseph di zaman ini. St. Joseph percaya bahwa semua cercaan dan hinaan yang diterima karena kebodohannya untuk menerima Maria sebagai istrinya akan menjadi pelajaran bagi kita semua dari zaman ke zaman untuk belajar setia terhadap istri/suami, pacar atau tunangan Anda, pun terhadap janji selibat dan sumpah suci di hadapan Tuhan. Bagi mereka yang sedang mengalami kegoncangan dalam rumah tangga, relasi persahabatan atau pertunangan, pun dalam panggilan suci mereka, kiranya kesetiaan dan pengorbanan St. Joseph yang pestanya kita rayakan hari ini bisa mengetuk pintu hatimu untuk percaya dan berharap bahwa masih ada terang dalam kegelapan hubungan atau hidupmu saat ini. Kadang kita harus berjalan dalam kegelapan agar mengakui bahwa terang itu sangat penting. Demikian pun, kadang problem atau masalah harus kita alami agar hubungan kita dengan Tuhan, dengan suami/istri atau pun dengan pacar atau tunangan semakin diperkuat dan diteguhkan.
Akhirnya, aku hanya mau katakan kepadamu sebagai saudaraku; “Betapa rindu St. Joseph saat ini untuk melihat di dunia ini muncul Joseph-Joseph yang lain yang masih memberi harapan kepada dunia bahwa ketulusan, kejujuran dan pengorbanan diri untuk Tuhan dan sesama itu masih mungkin terjadi.” Dan, Anda sedang dipakai oleh Tuhan untuk membuktikan kebenarannya.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
***Duc in Altum***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar