Sabtu, 2 April, 2011
Luk 18:9-14
“Sungguh, Allah membenci dosa-dosamu, tetapi Ia mencintai jiwamu.”
...
Seorang bocah yang sedang bermain bersama ibunya menangis ketika pintu tertutup karena tiupan angin yang keras yang memisahkan dia dari ibunya. Sambil terisak ia berlari ke sana ke mari mencari maminya di sekitar halaman depan rumah itu. Tiba-tiba muncullah ayahnya dan bertanya;“Nak, mengapa engkau menangis?” Si bocah berlari memeluk ayanya dan berkata; “Mami telah diambil orang dan aku tak tahu dimana.” Ayah itu mengendongnya dan membuka pintu rumah, ternyata mami si bocah berada di balik pintu sambil tersenyum melihat si bocah yang sedang digendong oleh suaminya.
Itu pun yang terjadi ketika Anda berdosa; Anda berlari menjauh dari Tuhan. Dosa bukan hanya sebuah tindakan yang dilakukan dengan tahu dan mau melainkan sebuah ekspresi ketidak-percayaan seseorang akan belas kasih Allah. Ketika Anda berdosa, Anda akan berlari mencari sesuatu yang lain di tempat yang salah karena tidak tahu lagi bahwa Allah selalu berada di balik pintu rumah. Dosa telah membuat hati dan pikiranmu lumpuh sehingga tidak melihat pintu dan membukanya untuk mendapatkan Allah yang ada di balik pintu. Dosa membuat posisi kita dengan Allah seperti ini; Allah tetap berada di balik pintu tetapi kitalah yang berlari menjauh dari-Nya.
Saudaraku, perumpamaan tentang cara berdoa orang Farisi dan pemungut cukai seyogyanya ditujukan kepada mereka yang selalu merasa benar dan mempersalahkan orang lain. Tema ini kiranya sudah berkali-kali kita dengar dalam kotbah atau renungan. Apa yang mau kita renungkan di pagi ini yakni di satu pihak mau menghantarmu untuk melihat bahwa Anda sungguh berarti di mata dan hati Allah walaupun Anda berdosa, namun di lain pihak, “belas kasih dan kerahiman serta kesediaan Allah untuk mengampunimu-lah yang membuatmu sungguh berarti.” Inilah yang selalu kuyakinkan kepada mereka yang datang mengakui dosanya di kamar pengakuan; Putra/iku yang terkasih; “Walaupun Anda berdosa dan menjauh dari Allah, tapi inilah yang terjadi saat ini; Allah selalu di sini menantimu. “Sungguh, Allah membenci dosa-dosamu tetapi Ia mencintai jiwamu.” Tujuan Allah mencintaimu adalah bukan menghukummu tetapi menyelamatkanmu. Mungkin ini kendengaran sedikit aneh tapi sungguh benar bila Anda mau bertolak jauh ke kedalam jiwamu dan merasakan sentuhan kasih Allah; Di saat bersamaan ketika Anda melakukan dosa yang menyakiti hati Allah, tapi sadarlah sekarang bahwa itulah saat yang sama Allah mencari cara lain untuk menawarkan lagi cinta-Nya kepadamu dan mencoba meyakinkanmu bahwa Ia mencintai jiwamu dan tidak pernah memperhitungkan dosa-dosamu, asalkan Anda mau datang kepada-Nya dalam sebuah pertobatan batin seperti pemungut cukai dalam cerita Injil hari ini.”
Karena itu, bila pagi ini Anda membaca dan merenungkan apa yang termaktub dalam tulisan ini maka kiranya satu hal inilah yang Anda perlu perbuat; “Jangan pikirkan tetang dosa-dosamu yang banyak itu tetapi tanamkanlah dalam hatimu bahwa Allah sedang menantimu dengan rahmat pengampunannya.” Ia akan berlari memelukmu seperti sang bapa memeluk putra bungsunya. Ia akan menciumu, memakaikan sepatu pada kakimu dan pakaian pada tubuhmu, tetapi terlebih Ia akan menganugerahkan sebuah hati yang baru di dalam tubuhmu. Sungguh, jika Anda rela dan mau menghampiri-Nya, maka inilah yang terjadi padamu seperti Firman-Nya kepada umat-Nya lewat nabi Yesaya: “Sekali pun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Dan, aku mau meyakinkanmu saat ini; Jika Anda mau bertobat seperti pemungut cukai dalam cerita Injil hari ini maka Anda pun akan mendengar yang ini dari Yesus di kedalaman jiwamu: “Putra/iku yang tercinta; Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berdosa lagi mulai dari sekarang.” Wow, saudaraku...Allah kita sungguh hebat dan luar biasa ketika Ia mengampuni. Inilah yang mau kusampaikan di akhir permenungan kita hari ini: “Saudaraku, ini semua bukan semata menyangkut dirimu dan imbalan akan pertobatanmu, melainkan tentang belas kasih dan kerahiman Allah yang sungguh melampaui dosa-dosamu.”
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
***Duc in Altum***
Luk 18:9-14
“Sungguh, Allah membenci dosa-dosamu, tetapi Ia mencintai jiwamu.”
...
Seorang bocah yang sedang bermain bersama ibunya menangis ketika pintu tertutup karena tiupan angin yang keras yang memisahkan dia dari ibunya. Sambil terisak ia berlari ke sana ke mari mencari maminya di sekitar halaman depan rumah itu. Tiba-tiba muncullah ayahnya dan bertanya;“Nak, mengapa engkau menangis?” Si bocah berlari memeluk ayanya dan berkata; “Mami telah diambil orang dan aku tak tahu dimana.” Ayah itu mengendongnya dan membuka pintu rumah, ternyata mami si bocah berada di balik pintu sambil tersenyum melihat si bocah yang sedang digendong oleh suaminya.
Itu pun yang terjadi ketika Anda berdosa; Anda berlari menjauh dari Tuhan. Dosa bukan hanya sebuah tindakan yang dilakukan dengan tahu dan mau melainkan sebuah ekspresi ketidak-percayaan seseorang akan belas kasih Allah. Ketika Anda berdosa, Anda akan berlari mencari sesuatu yang lain di tempat yang salah karena tidak tahu lagi bahwa Allah selalu berada di balik pintu rumah. Dosa telah membuat hati dan pikiranmu lumpuh sehingga tidak melihat pintu dan membukanya untuk mendapatkan Allah yang ada di balik pintu. Dosa membuat posisi kita dengan Allah seperti ini; Allah tetap berada di balik pintu tetapi kitalah yang berlari menjauh dari-Nya.
Saudaraku, perumpamaan tentang cara berdoa orang Farisi dan pemungut cukai seyogyanya ditujukan kepada mereka yang selalu merasa benar dan mempersalahkan orang lain. Tema ini kiranya sudah berkali-kali kita dengar dalam kotbah atau renungan. Apa yang mau kita renungkan di pagi ini yakni di satu pihak mau menghantarmu untuk melihat bahwa Anda sungguh berarti di mata dan hati Allah walaupun Anda berdosa, namun di lain pihak, “belas kasih dan kerahiman serta kesediaan Allah untuk mengampunimu-lah yang membuatmu sungguh berarti.” Inilah yang selalu kuyakinkan kepada mereka yang datang mengakui dosanya di kamar pengakuan; Putra/iku yang terkasih; “Walaupun Anda berdosa dan menjauh dari Allah, tapi inilah yang terjadi saat ini; Allah selalu di sini menantimu. “Sungguh, Allah membenci dosa-dosamu tetapi Ia mencintai jiwamu.” Tujuan Allah mencintaimu adalah bukan menghukummu tetapi menyelamatkanmu. Mungkin ini kendengaran sedikit aneh tapi sungguh benar bila Anda mau bertolak jauh ke kedalam jiwamu dan merasakan sentuhan kasih Allah; Di saat bersamaan ketika Anda melakukan dosa yang menyakiti hati Allah, tapi sadarlah sekarang bahwa itulah saat yang sama Allah mencari cara lain untuk menawarkan lagi cinta-Nya kepadamu dan mencoba meyakinkanmu bahwa Ia mencintai jiwamu dan tidak pernah memperhitungkan dosa-dosamu, asalkan Anda mau datang kepada-Nya dalam sebuah pertobatan batin seperti pemungut cukai dalam cerita Injil hari ini.”
Karena itu, bila pagi ini Anda membaca dan merenungkan apa yang termaktub dalam tulisan ini maka kiranya satu hal inilah yang Anda perlu perbuat; “Jangan pikirkan tetang dosa-dosamu yang banyak itu tetapi tanamkanlah dalam hatimu bahwa Allah sedang menantimu dengan rahmat pengampunannya.” Ia akan berlari memelukmu seperti sang bapa memeluk putra bungsunya. Ia akan menciumu, memakaikan sepatu pada kakimu dan pakaian pada tubuhmu, tetapi terlebih Ia akan menganugerahkan sebuah hati yang baru di dalam tubuhmu. Sungguh, jika Anda rela dan mau menghampiri-Nya, maka inilah yang terjadi padamu seperti Firman-Nya kepada umat-Nya lewat nabi Yesaya: “Sekali pun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Dan, aku mau meyakinkanmu saat ini; Jika Anda mau bertobat seperti pemungut cukai dalam cerita Injil hari ini maka Anda pun akan mendengar yang ini dari Yesus di kedalaman jiwamu: “Putra/iku yang tercinta; Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berdosa lagi mulai dari sekarang.” Wow, saudaraku...Allah kita sungguh hebat dan luar biasa ketika Ia mengampuni. Inilah yang mau kusampaikan di akhir permenungan kita hari ini: “Saudaraku, ini semua bukan semata menyangkut dirimu dan imbalan akan pertobatanmu, melainkan tentang belas kasih dan kerahiman Allah yang sungguh melampaui dosa-dosamu.”
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
***Duc in Altum***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar