Kamis, 07 Juli 2011

Renungan Pagi: "ALLAH SELALU DI SANA UNTUKMU"


Minggu, 3 Juli 2011
Mat.11:25-30

Kadang kita heran dan terkagum-kagum terhadap mereka yang tetap tersenyum di kala derita menimpah-mendera hidup mereka, bukan cuma sekali, dua, tiga kali tapi bahkan berkali-kali. Apa yang membuat mereka begitu sabar, bertahan dalam derita dan senyum mereka tak pernah pudar, yakni hati mereka selalu terbuka untuk mendengar Sabda Yesus pagi ini; “Marilah kepada-Ku kalian semua yang letih lesuh dan berbeban berat, dan Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”

Seorang ibu pernah berbagi cerita ketika ia melalui sebuah derita besar dalam hidupnya, yakni ketika ia harus kehilangan suami dan dua orang anaknya dalam sebuah kecelakaan kendaraan; “Saya telah belajar untuk percaya bahwa jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi dalam hidupku, maka itu seharusnya berasal dari Allah. Akan tetapi jika apa yang terjadi dalam hidupku adalah sesuatu yang saya memang harapkan, maka itu berasal dari padaku karena memang itu yang aku harapkan. Dan, jika itu berasal dari Allah maka saya setia untuk percaya bahwa di sana pasti ada berkat sesudah derita atau dibalik penderitaan” Rasanya sedikit aneh, namun hanya mereka yang mempunyai kedalaman iman dapat sampai pada pemahaman mendalam seperti ibu ini.

Allah hanya memberikan yang baik kepada kita, dan tidak pernah yang jelek dan jahat. Apa yang Allah selalu ingin kita buat adalah menemukan maksud-Nya di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Allah tak pernah memberi cobaan dan derita bagimu, tapi sesaat di mana derita menghimpitmu, ketika masalah menerjangmu, ketika duka menderamu, maka percayalah bahwa Allah sedang memeluk, menggendong dan menutup-membungkus dirimu dengan cinta-Nya. Ya, Ia selalu di sana untukmu.

Hanya mau menguatkanmu bahwa mengalami derita adalah bagaikan berjalan melintasi padang gurun yang membuat rasa dahaga menjadi kebutuhan paling penting dan mendesak. Ingat, Allah hanya mengizinkan Anda untuk berjalan melalui padang gurun, bukan untuk berkemah di sana, karena “oasis kehidupan” berada di batas padang gurun itu. Kuatlah kakimu, kumpulkanlah tenagamu untuk berjalan sedikit lagi. Sekali lagi, hanya mereka yang punya iman, cinta dan harapanlah yang akan tetap berjalan mencapai ujung padang gurun itu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar