Inno Ngutra
Minggu, 20 Februari 2011
Bacaan I : Imamat 19:1-2,17-18
... Bacaan II : 1Kor 3:16-23
Injil : Mat 5: 38-48
“Ada sebagian orang membutuhkan bantuan orang lain
untuk menunjukkan betapa berbakatnya mereka.”
Dalam buku “The Power of Now” karya Eckhart Tolle, beliau memberikan contoh yang sangat inspiratif tentang bagaimana masing-masing orang telah terberi oleh Sang Khalik talenta yang berkelimpahan, yang kadang kita sendiri tidak menyadarinya. Suatu waktu seorang pengemis duduk di atas kotak yang dibawanya bertahun-tahun lamanya, tanpa membuka kotak itu. Ketika ia merasa lapar, ia meminta kepada seorang asing yang kebetulan melewati tempat si pengemis itu, katanya; “Berikanlah aku sedikit uang agar aku dapat membeli makanan untuk hidupku hari ini.” Orang asing itu menjawab; “Aku tidak mempunyai uang untuk dapat kuberikan kepadamu.” Lalu orang asing itu bertanya; “Apa yang engkau sedang bawa di dalam kotakmu? Aku tidak tahu isinya, tuan, jawab si pengemis. Aku telah bertahun-tahun membawa kotak ini tapi aku sendiri tidak tahu apa isinya karena aku tidak tahu cara membukanya. Oke, berilah itu kepadaku. Orang asing itu kemudian membuka kotak itu dan menunjukkan isinya kepada pengemis itu. Si pengemis sangat kaget karena apa yang dibawanya bertahun-tahun dalam kotak itu ternyata emas murni.
Membaca dan mendengar bacaan hari ini tentunya kita sekalian berpikir tentang ajaran Yesus untuk mencintai dan mengampuni tanpa batas. Hampir setiap kali bacaan ini diangkat dalam liturgi gereja maka tema cinta dan pengampunan selalu dikupas oleh para romo dengan cara yang berbeda. Apa yang cenderung ditekankan yakni kadang kita merasa sulit untuk mengampuni atau mencintai karena keterbatasan kita sebagai manusia yang lemah dan rapuh. Hari ini , saya mengajak Anda sekalian untuk merefleksikan inti bacaan ini dari sisi yang lain, bukan dari kenyataan bahwa kita lemah dan rapuh sebagai manusia, melainkan Anda harus membangun keyakinan bahwa Anda bisa dan mampu melakukan cinta dan pengampunan yang tak terbatas dan tanpa syarat itu. Kata-kata terakhir Yesus dalam Injil hari ini sungguh memberikan inspirasi bagus untuk menjelaskan tentang kemampuan dan talenta yang Anda telah miliki dalam diri Anda itu. Yesus menegaskan setelah memberikan ajaran-Nya, “Jadilah sempurna, sama seperti Bapamu di Surga adalah sempurna adanya.” Rasanya aneh kan? Masakan kita tercipta sebagai manusia dan Yesus tahu betul bahwa berjuang dan berusaha sekuat apa pun kesempurnaan itu takan pernah digapai oleh seorang manusia pun di dunia ini. Tapi, mengapa Yesus mengajak kita untuk berjuang menjadi sempurna? Ternyata, kita pun sering berlaku seperti pengemis dalam cerita di atas, yang sendiri tidak menyadari betapa banyak talenta yang dimilikinya. Syukur bahwa ada orang yang menyadarinya dan mengembangkannya, namun kebanyakan dari kita seperti pengemis di atas membawa saja semua rahmat itu di dalam diri tanpa menyadari, tanpa mengetahui, dan akhirnya tidak bisa mengembangkannya. Kita membutuhkan orang lain untuk mengatakan bahwa kita sungguh berbakat untuk menari, untuk menasehati orang lain, untuk bermain gitar, untuk bermain bola dan beragam talenta lainnya.
Terhadap mereka yang datang di kamar pengakuan dan membutuhkan nasehat dan dukungan moral dan iman dariku, aku selalu mengatakan kata-kata ini kepada mereka; “Jangan terlalu terbebani dengan masa lalumu, dengan dosa dan kesalahanmu. Tuhan tahu siapa Anda lebih daripada kemampuan Anda untuk mengenal diri Anda sendiri. Engkau hanyalah seorang anak manusia yang tak luput dari noda dan dosa. Tuhan tahu bahwa karena kelemahanmu, Anda bisa saja jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama. Akan tetapi, Tuhan tidak senang melihatmu tidur dan menikmati kesalahan dan dosa-dosamu, apalagi merasa tidak berarti karena semuanya itu. Tuhan ingin agar Anda bangkit dan mengubah diri, bertobat dan menggapai rahmat-Nya. Jika hari ini Ia mengajakmu untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna, maka Tuhan mau mengatakan kepadamu bahwa engkau memiliki potensi dan talenta di dalam dirimu untuk menjadi kudus dan sempurna. Kekudusan dan kesempurnaan bukanlah sesuatu yang sekali kita dapat, dan akan tetap bersama kita selamanya. Kekudusan dan kesempurnaan adalah sebuah proses yang terus menerus. Oleh karena itu, jika hari ini engkau tidak mampu mencintai atau mengampuni karena terluka dan dilukai maka berjuanglah untuk melakukannya lagi di hari esok. Yakinlah bahwa seperti pengemis yang membawa emas di dalam kotaknya bertahun-tahun tanpa i sendiri menyadarinya, maka semoga bacaan hari ini menguatkan dan meyakinkan Anda sekalian bahwa sesungguhnya kita masing-masing memiliki potensi di dalam diri kita yang bisa kita kembangkan untuk dapat mencintai orang lain tanpa syarat, dapat mengampuni orang lain tanpa mengingatnya lagi.
Karena itu, izinkalah saya untuk meyakinkanmu dengan kata-kata yang selalu saya katakan kepada para peniten di akhir pengakuan dosa mereka. Anakku yang terkasih; Jika engkau percaya kepada Allah dengan sungguh, maka ingin kukatakan kepadamu; Jangan takut! Karena Allah tidak akan meninggalkanmu sendirian dalam perjalanan hidupmu untuk mengikuti-Nya. Dia akan selalu bersamamu setiap saat jika engkau memasrahkan segalanya kepada-Nya. Kuyakinkan engkau, anakku; Dalam apa pun yang engkau akan lakukan dan di mana pun engkau berada, pastikanlah bahwa Allah selalu bersamamu. Mau tahu kenapa? Karena Ia mencintaimu. Dialah Bapamu dan engkaulah anak kesayangan-Nya.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
Romo Inno
Minggu, 20 Februari 2011
Bacaan I : Imamat 19:1-2,17-18
... Bacaan II : 1Kor 3:16-23
Injil : Mat 5: 38-48
“Ada sebagian orang membutuhkan bantuan orang lain
untuk menunjukkan betapa berbakatnya mereka.”
Dalam buku “The Power of Now” karya Eckhart Tolle, beliau memberikan contoh yang sangat inspiratif tentang bagaimana masing-masing orang telah terberi oleh Sang Khalik talenta yang berkelimpahan, yang kadang kita sendiri tidak menyadarinya. Suatu waktu seorang pengemis duduk di atas kotak yang dibawanya bertahun-tahun lamanya, tanpa membuka kotak itu. Ketika ia merasa lapar, ia meminta kepada seorang asing yang kebetulan melewati tempat si pengemis itu, katanya; “Berikanlah aku sedikit uang agar aku dapat membeli makanan untuk hidupku hari ini.” Orang asing itu menjawab; “Aku tidak mempunyai uang untuk dapat kuberikan kepadamu.” Lalu orang asing itu bertanya; “Apa yang engkau sedang bawa di dalam kotakmu? Aku tidak tahu isinya, tuan, jawab si pengemis. Aku telah bertahun-tahun membawa kotak ini tapi aku sendiri tidak tahu apa isinya karena aku tidak tahu cara membukanya. Oke, berilah itu kepadaku. Orang asing itu kemudian membuka kotak itu dan menunjukkan isinya kepada pengemis itu. Si pengemis sangat kaget karena apa yang dibawanya bertahun-tahun dalam kotak itu ternyata emas murni.
Membaca dan mendengar bacaan hari ini tentunya kita sekalian berpikir tentang ajaran Yesus untuk mencintai dan mengampuni tanpa batas. Hampir setiap kali bacaan ini diangkat dalam liturgi gereja maka tema cinta dan pengampunan selalu dikupas oleh para romo dengan cara yang berbeda. Apa yang cenderung ditekankan yakni kadang kita merasa sulit untuk mengampuni atau mencintai karena keterbatasan kita sebagai manusia yang lemah dan rapuh. Hari ini , saya mengajak Anda sekalian untuk merefleksikan inti bacaan ini dari sisi yang lain, bukan dari kenyataan bahwa kita lemah dan rapuh sebagai manusia, melainkan Anda harus membangun keyakinan bahwa Anda bisa dan mampu melakukan cinta dan pengampunan yang tak terbatas dan tanpa syarat itu. Kata-kata terakhir Yesus dalam Injil hari ini sungguh memberikan inspirasi bagus untuk menjelaskan tentang kemampuan dan talenta yang Anda telah miliki dalam diri Anda itu. Yesus menegaskan setelah memberikan ajaran-Nya, “Jadilah sempurna, sama seperti Bapamu di Surga adalah sempurna adanya.” Rasanya aneh kan? Masakan kita tercipta sebagai manusia dan Yesus tahu betul bahwa berjuang dan berusaha sekuat apa pun kesempurnaan itu takan pernah digapai oleh seorang manusia pun di dunia ini. Tapi, mengapa Yesus mengajak kita untuk berjuang menjadi sempurna? Ternyata, kita pun sering berlaku seperti pengemis dalam cerita di atas, yang sendiri tidak menyadari betapa banyak talenta yang dimilikinya. Syukur bahwa ada orang yang menyadarinya dan mengembangkannya, namun kebanyakan dari kita seperti pengemis di atas membawa saja semua rahmat itu di dalam diri tanpa menyadari, tanpa mengetahui, dan akhirnya tidak bisa mengembangkannya. Kita membutuhkan orang lain untuk mengatakan bahwa kita sungguh berbakat untuk menari, untuk menasehati orang lain, untuk bermain gitar, untuk bermain bola dan beragam talenta lainnya.
Terhadap mereka yang datang di kamar pengakuan dan membutuhkan nasehat dan dukungan moral dan iman dariku, aku selalu mengatakan kata-kata ini kepada mereka; “Jangan terlalu terbebani dengan masa lalumu, dengan dosa dan kesalahanmu. Tuhan tahu siapa Anda lebih daripada kemampuan Anda untuk mengenal diri Anda sendiri. Engkau hanyalah seorang anak manusia yang tak luput dari noda dan dosa. Tuhan tahu bahwa karena kelemahanmu, Anda bisa saja jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama. Akan tetapi, Tuhan tidak senang melihatmu tidur dan menikmati kesalahan dan dosa-dosamu, apalagi merasa tidak berarti karena semuanya itu. Tuhan ingin agar Anda bangkit dan mengubah diri, bertobat dan menggapai rahmat-Nya. Jika hari ini Ia mengajakmu untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna, maka Tuhan mau mengatakan kepadamu bahwa engkau memiliki potensi dan talenta di dalam dirimu untuk menjadi kudus dan sempurna. Kekudusan dan kesempurnaan bukanlah sesuatu yang sekali kita dapat, dan akan tetap bersama kita selamanya. Kekudusan dan kesempurnaan adalah sebuah proses yang terus menerus. Oleh karena itu, jika hari ini engkau tidak mampu mencintai atau mengampuni karena terluka dan dilukai maka berjuanglah untuk melakukannya lagi di hari esok. Yakinlah bahwa seperti pengemis yang membawa emas di dalam kotaknya bertahun-tahun tanpa i sendiri menyadarinya, maka semoga bacaan hari ini menguatkan dan meyakinkan Anda sekalian bahwa sesungguhnya kita masing-masing memiliki potensi di dalam diri kita yang bisa kita kembangkan untuk dapat mencintai orang lain tanpa syarat, dapat mengampuni orang lain tanpa mengingatnya lagi.
Karena itu, izinkalah saya untuk meyakinkanmu dengan kata-kata yang selalu saya katakan kepada para peniten di akhir pengakuan dosa mereka. Anakku yang terkasih; Jika engkau percaya kepada Allah dengan sungguh, maka ingin kukatakan kepadamu; Jangan takut! Karena Allah tidak akan meninggalkanmu sendirian dalam perjalanan hidupmu untuk mengikuti-Nya. Dia akan selalu bersamamu setiap saat jika engkau memasrahkan segalanya kepada-Nya. Kuyakinkan engkau, anakku; Dalam apa pun yang engkau akan lakukan dan di mana pun engkau berada, pastikanlah bahwa Allah selalu bersamamu. Mau tahu kenapa? Karena Ia mencintaimu. Dialah Bapamu dan engkaulah anak kesayangan-Nya.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
Romo Inno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar