Selasa, 25 Oktober 2011

Renungan pagi: "KESELAMATAN ITU MILIKMU"


Rabu, 26 Oktober 2011
Peringatan St. Lucianus dan Marcianus, Martir
Luk.13:22-30


Ada orang yang datang dan berkata; “Biarpun aku bukan anggota Gereja yang didirikan Yesus, tapi aku yakin dengan percaya kepada Yesus saja, keselamatan itu dapat kugapai. Jika Anda percaya bahwa orang-orang seperti itu akan selamat, apalagi Anda yang adalah anggota Gereja yang didirikan oleh Yesus, Putra Allah itu sendiri.” Dengan kata lain, kalau mereka yang di luar gereja dan hanya percaya kepada Yesus saja bisa mendapatkan keselamatan, apalagi Anda yang tetap menjadi anggota Gereja-Nya, dan berjuang untuk menjadi berkat bagi orang lain. Saya tidak percaya bahwa Yesus akan mengatakan kepadamu; “Maaf, aku tidak mengenal kamu!” Tidak mungkin itu terjadi bila engkau tetap berada di dalam Gereja-Nya dan berjuang untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Oleh karena itu, daripada nantinya kita menyesal karena tidak berbuat sesuatu, atau akan menjadi yang terakhir, bahkan tidak akan diizinkan untuk masuk ke Kerajaan Allah, maka marilah kita buktikan bahwa “kita yang telah dipanggil duluan untuk menjadi anggota Gereja-Nya tetap menjadi yang terdahulu dalam menggapai dan menikmati kebahagiaan surgawi. Tidak ada yang mustahil bila kita percaya dan melakukan kehendak-Nya, karena sesungguhnya, surga tidak jauh dari mereka yang bukan hanya percaya kepada Yesus, tetapi yang juga tetapi tinggal di dalam Gereja-Nya sampai akhir hayatnya.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Senin, 24 Oktober 2011

Renungan Pagi: "SEMUANYA TERSERAH PADAMU"



Selasa, 25 Oktober 2011
Peringatan St. Gaudensius, Sta. Maria, Martir dan Sto. Krisantus dan Daria, Martir
Luk.13:18-21

Setiap orang ingin hidup yang aman, damai, harmonis sehingga kebahagiaan itu sungguh dirasakan dan dialami di dunia ini. Meskipun demikian, tidak semua orang mempunyai niat baik untuk mengusakan keutamaan di atas menjadi nyata.

Hanya sebuah ilustrasi sederhana; Seorang yang diizinkan oleh Tuhan untuk melihat keadaan Surga begitu kagum dan terpesona melihat dan merasakan segala sesuatu yang ada di sana; cinta, kebahagiaan, keharmonisan dan kedamaian yang banyak diajarkan oleh manusia tapi sulit untuk dialami dan dirasakan di atas muka bumi ini, semuanya benar-benar nyata di Surga. Ketika hendak kembali ke bumi, ia meminta kepada Tuhan apakah ia bisa membawa pulang semuanya itu ke bumi agar manusia bisa merasakan dan mengalaminya? Tuhan menjawabnya; “Anak-Ku, Aku tidak memberikan “buah” melainkan “benihnya.”Aku akan memberikan kepadamu benih tapi engkaulah yang harus menanamnya, merawat dan memeliharanya agar bertumbuh dan berbuah.”

Bila kita sadari bahwa Tuhan telah memberikan kepada setiap manusia “benih” kedamaian, cinta, kejujuran, keharmonisan, kebaikan dan beragam nilai keutamaan lainnya, dan betapa Tuhan mengharapakan bahwa benih itu dapat bertumbuh dalam pemeliharaan kita, maka ketika dunia kita jauh dari cinta, kedamaian dan kebahagiaan, seharusnya kita malu terhadap diri sendiri, karena telah menodai kepercayaan yang Tuhan telah berikan kepada kita. Karena itu, pertanyaan untuk direnungkan pagi ini; “Apakah kedamaian, cinta, kejujuran, keharmonisan dan kebahagiaan itu telah menjadi nyata dalam kehidupan kita?” Janganlah menunjuk orang lain, tapi tanyakanlah dirimu apa sumbanganmu untuk menjadikan semuanya itu menjadi nyata.

Hanya mau mengingatkanmu sebagai saudaraku bahwa “tidak aka nada cinta bila kebencian dan iri hati tetap ada di hati dan pikiran kita; tidak akan ada kejujuran bila kebohongan menjadi makanan rutin kita setiap hari; tidak akan ada keharmonisan bila yang ada adalah pertentangan dan salah paham yang tak dapat diselesaikan dengan damai; tidak akan ada kedamaian bila yang ada adalah dendam dan nafsu untuk perang; tidak akan ada kebahagiaan bila yang kita hidupi sekarang adalah kebobrokan aklak dan kerusakan moral.” Di atas semuanya, sadarlah bahwa Tuhan telah memberikan benih dari semua yang kita butuhkan untuk mendaratkan “surga” di bumi ini, tapi semuanya tergantung kemauan baik saudara dan aku, kita bersama tanpa kecuali.

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Renungan Pagi: "ANDA BISA SEMBUH, ASALKAN..."



Senin, 24 Oktober 2011

Peringatan St. Antonius Maria Claret, Uskup dan Pengaku iman
Luk.13:10-17


Di satu pihak, ada orang yang memohon kesembuhan dan tak pernah mendapatkannya, sementara di lain pihak, ada yang hanya berpasrah dan kesembuhanpun mendatangi mereka. Itulah mujizat dalam hidup mereka. Baiklah kata-kata St. Yohanes Maria Vianey pantas untuk direnungkan dalam konteks ini. Beliau berkata dari kekudusan hati dan pikirannya, terutama dari iman yang luar biasa kepada Yesus sebagai Penyembuh Ajaib; “"Jika kita sakit dan kesembuhan kita akan berguna bagi kemuliaan Allah dan kebaikan jiwa kita, maka Ia yang telah menyembuhkan begitu banyak orang selama hidup-Nya di dunia ini, pastilah akan menyembuhkan kita. Tapi, sebaliknya, jika kesakitan kita itu akan lebih menguntungkan kita, maka Ia akan memberikan kita kekuatan untuk menanggungnya."

Ada juga pengalaman lain dimana ketika dokter telah menyerah dengan obat dan keahliannya untuk menyembuhkan, maka iman, baik dari penderita maupun sanak-keluarganya memainkan peranan penting dalam proses kesembuhan seseorang. Kisah seperti ini bisa kita baca dalam Kitab Suci; Perwira yang percaya dan hambanya sembuh, atau kisah ibu yang percaya dan anak sembuh dari sakitnya. Kuasa dibalik penyembuhan ajaib seperti ini selalu dikaitkan dengan Tuhan sebagai Penyembuh.

Yesus datang ke dunia bukan hanya sebagai Penyelamat, tapi juga sebagai Penyembuh Ajaib. Ia tak pernah memakai ramu-ramuan, mantra atau belajar rumusan-rumusan ilmu pengetahuan, tapi kuasa untuk menyembuhkan datang dari ke-Ilahi-an-Nya. Karena itu, lewat Sabda atau tatap-Nya saja, si sakit bisa mengalami kesembuhan.

Pagi ini, sebagai saudaramu, aku hanya mau datang untuk meyakinkanmu bahwa sakit dan penyakit apapun yang saat ini Anda alami akan tersembuhkan bila saja Anda memiliki iman dan percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan engkau. Yesus bukan hanya Penyelamatmu, tapi Dia adalah Penyembuhmu yang Ajaib. Meskipun demikian, sembuh-tidaknya engkau setelah Anda percaya kepada-Nya sangat tergantung pada perkenaan-Nya seperti yang dirumuskan oleh orang kudus-Nya, St. Yohanes Maria Vianey di atas. Segala sesuat pasti punya maksud bila itu datang dari Allah. Ia yang pernah menyembuhkan wanita yang telah menderita selama 18 tahun itu, kini sedang menjamahmu. Percayalah...percayalah maka mujizat itu akan menjadi nyata dalam kehidupanmu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Renungan Pagi: "KEBAIKAN ADA DALAM DIRI SETIAP ORANG"


Rabu, 22 Juni 2011
Mat. 7: 15-20


       Memang tidak semua pohon bisa berbuah, apalagi menghasilkan buah yang baik tapi yang pasti bahwa apa pun pohon itu, keberadaannya  bermanfaat untuk makluk lain; Ada yang berdaun lebat dan bisa memberikan keteduhan di kala panas atau hujan, yang lain biarpun cuma menjadi tempat hinggap burung-burung, dan yang lain lagi dari batangnya bisa digunakan untuk membuat perlengkapan seperti kursi, meja dan perabot lainnya. Hanya mau mengatakan bahwa apa pun pohon itu, tapi pada dirinya terkandung manfaat, dan kehadirannya memberikan sesuatu yang berguna kepada makluk lain.

            Lalu apa yang tidak mungkin bagimu sebagai manusia yang lebih luhur dari hanya seekor binantang atau sebatang pohon? Ingatlah bahwa Allah menciptakan semua ciptaan lain dan Ia melihat dan menilai bahwa semuanya baik adanya, tapi hanya ketika Ia menciptakan engkau dan aku (manusia) Allah melihat gambaran Diri-Nya sendiri. Ini berarti hanya benih kebaikanlah yang Allah tempatkan di dalam dirimu, dan betapa Allah rindu melihatmu berbuah dalam kebaikan.

            Inilah alasannya kenapa kepada para peniten yang merasa sangat tersiksa dengan dosa-dosanya, saya selalu menasehati mereka; “Putra/iku, tidak ada orang yang sempurna, dan sesungguhnya Allah tahu akan dirimu lebih daripada engkau mengetahui dan mengenal dirimu sendiri. Jangan terlalu fokus pada kelemahan dan kerapuhanmu dan selalu berkata; Aku bersalah, aku lemah, aku berdosa. Sesaat setelah Anda keluar dari kamar pengakuan ini maka ubahlah fokusmu bukan pada dirimu sendiri tapi pada Allah. Jangan mengikat dirimu dengan kelemahan dan kerapuhanmu. Sebaliknya katakanlah bahwa aku baik dan aku mampu melakukan kebaikan. Percaya bahwa dirimu adalah baik dengan sendirinya menciptakan kekuatan dan energy yang membuatmu bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa, matang dan baik dalam kepribadiaanmu.”

            Karena itu, percayalah bahwa dirimu dan sifat-sifatmu berbeda satu dengan yang lain; Dirimu adalah kudus seperti Sang Penciptanya adalah kudus, sedangkan dosa dan kesalahanmu hanyalah sifat-sifatmu karena pilihan bebasmu. Bagaimana agar menjadi kudus dan berkat bagi orang lain? Buanglah sifat-sifat burukmu dari dirimu, dan kekudusan itu akan terpancar kepada orang lain dalam kata dan perbuatanmu yang adalah buah-buah hasil produksimu sendiri.

            Allah pasti mengerti bahwa buah-buahmu tidak sebaik milik orang lain, tapi yang Allah rindu untuk lihat dalam dan darimu adalah bagaimana Anda berusaha untuk berbuah. Karena itu, aku selalu percaya bahwa benih kebaikan itu telah Allah taburkan dalam dirimu sejak engkau tercipta, tapi hal bahwa nantinya engkau menjadi jahat dan berdosa, adalah izinmu sendiri yang memberi kesempatan bagi si iblis untuk menaburkan benih-benihnya di antara benih-benih pemberian Allah. Ingat, segala sesuatu yang kita alami sungguh terjadi karena izin kita sendiri.

            Karena itu, biarlah hari ini Anda katakana kepada dirimu bahwa “aku adalah baik karena aku adalah gambaran Allah. Dan, sesaat ketika Anda keluar dari kamarmu dan bertemu dengan orang lain; istrimu/suamimu, anak-anakmu dan sahabat kenalanmu, katakanlah bahwa mereka pun baik seperti dirimu. Biarlah hawa dan aroma kebaikan ada dan hidup dalam otak dan hatimu bukan saja untuk hari ini tapi sampai selama-lamamnya. Wow, jika engkau dapat melakukannya maka surga sesungguhnya telah mendarat di bumi ini. Dan, bersyukurlah bahwa engkau pun berpartisipasi mendatangkan surga itu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "MENJADI ORANG ASING ATAU MENGASINGKAN DIRIMU?"




Minggu, 23 Oktober 2011
Minggu MISI SEDUNIA
Peringatan St. Yohanes Capitrano dan Suster-suster Ursulin dari Valencieness
Mat.22:34-49

Perintah Yesus jelas dalam soal cinta mencintai sangat jelas dalam Injil hari ini; “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Seruanku sederhana saja bagimu; “Pergi dan lakukanlah itu demi kemulian Tuhan dan penghormatan kepada sesama.” Penjabaran dari hukum cinta ini Anda bisa dapatkan dari para romo di tempatmu masing-masing dalam perayaan Ekaristi di hari Minggu Misi Sedunia ini.

Pagi ini, saya mengajakmu untuk bertanya tentang hal lain, namun masih juga berhubungan erat dengan tema cinta yang kita renungkan dalam bacaan pertama dan Injil hari ini; “Siapakah orang asing?” Tentunya, jawaban kita selalu terfokus pada mereka yang datang dan tinggal di negara kita, atau tempat kita. Dan, ini jawaban yang benar. Namun, tahu dan sadarkah Anda bahwa “banyak diantara kita, yang hidup di sekitar kita, adalah orang asing, entahkah karena mereka mengasingkan diri sendiri ataukah karena sikap dan tingka laku kita yang mengasingkan mereka dari kehidupan kita?”

Orang miskin dan papa, sakit dan menderita yang tak mampu adalah orang asing di negeri sendiri, yang hidup disekitar kita. Sesama kita yang kita benci pun menjadi orang asing bagi kita. Namun, jangan lupa bahwa banyak orang asing entahkah yang mengasingkan diri maupun kita asingkan dari rumah dan hati kita adalah mereka yang hidup serumah dengan kita; Seorang istri yang dikhianati (suami membuatnya menjadi orang asing di hatinya); suami/istri yang selingkuh (mereka membuat asing atau mengasingkan dirinya dari pasangannya); orang tua yang terabaikan pada masa tua mereka (kita, anak-anak mengasingkan mereka dari kehidupan kita); anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua (mereka diasingkan dari cinta dan kasih sayang yang seharusnya menjadi milik mereka); dan beragama contoh lainnya yang bisa Anda angkat untuk direnungkan hari ini.

Pesan saya kepadamu sebagai saudaraku singkat saja; “Bila mungkin, tolong, jangan jadikan dirimu sebagai orang asing bagi saudara/ri-mu. Di lain pihak, jangan asingkan orang-orang di sekitarmu dari kehidupanmu, terlebih dari dalam hatimu. Kehadiranmu adalah berkat bagi mereka, dan kehadiran mereka adalah kesempatan bagimu untuk melatih hatimu dalam hal mencintai. Terimalah dirimu apa adanya, maka Anda pun akan mampu menerima orang lain dengan keadaannya, dan akhirnya Anda akan mampu berterima kasih kepada Tuhan (mencintai-Nya) dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu, karena Ia telah menciptakanmu baik adanya.”


Selamat berhari minggu untuk para sahabat,


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Renungan Pagi: "ANDA SEDANG MENUJU AMBANG BATAS"



Peringatan Sta. Salomo, St. Contardo Ferrini,
St. Filipos, Hermes dan Severus, Serta Nunila dan Alodia
Luk.13:1-9

Siapa yang bisa memastikan waktu kematiannya? Kematian bukanlah rencana saudara dan aku, tapi rencana-Nya. Kita bagaikan mobil atau kapal yang siap diberangkatkan kapan saja sang sopir atau kapten kapal menginginkannya.

Kutipan indah yang pantas kita renungkan untuk melukiskan kemurahan hati Allah bagi setiap orang yakni permintaan si tukang kebun kepada pemelik-Nya; “Tuan, biarlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia.” Ini bukan sebuah sabda yang menakuti kita, melainkan memberi motivasi untuk bertobat karena sesungguhnya kematian tak dapat dihindari oleh setiap orang. Karena itu, saya selalu memberi pesan yang sama tentang topik ini; “Jika waktu hidup masih terberi kepadamu sampai saat ini, maka sadarlah bahwa Tuhan itu masih sangat murah hati kepadamu, selalu memberi kesempatan bagimu untuk bertobat dan mempersiapkan jiwamu, untuk kembali ke haribaannya, kepada pemilik-Nya.” Hendaknya setiap orang menghitung mundur waktu hidupnya ke ambang batas, karena sesungguhnya hidup setiap orang menuju ke sana saat ini. Janganlah menunjuk orang lain, tapi buatlah pertobatan pribadi mulai saat ini, sehingga engkau akan menjadi contoh seperti Levi (Matius, sang pemungut cukai) yang menjadi jalan/jembatan bagi banyak pendosa untuk datang dan tinggal, serta makan bersama Yesus di rumahnya.

Karena itu, sadarlah bahwa waktu hidup yang terberi kepadamu sampai saat ini, sesungguhnya bukan karena engkau begitu berjasa atau suci/kudus sehingga Tuhan memberinya sebagai balasan yang setimpal untukmu, melainkan inilah kemurahan hati dan kerinduan-Nya untuk dapat bertemu dengan engkau dalam perjamuan kudus-Nya. Keindahan kemurahan hati Allah inilah yang selalu kita renungkan secara luar biasa pada jam Kerahiman Ilahi setiap hari, di mana Hati-Nya yang tertikam dengan tombak sehingga keluarlah “air dan darah” menjadi aliran kemurahan Hatinya yang memberi kesempatan kepada setiap orang, terutama para pendosa untuk percaya bahwa bila pertobatan dilakukan seperti penjahat di tiang gantungan, maka sesungguhnya hari inipun engkau ada bersama Yesus di Firdaus.

Bertobatlah...Bertobatlah saudaraku! Hanya dengan bertobat maka sabda-Nya menjadi nyata ditelinga dan hatimu; “Kalau tempat itu sudah tersedia, Aku akan datang dan membawamu pergi, sehingga di mana pun Aku berada di situ pulah engkau berada.” Wow...hatiku selalu merindukan tempatku di sisi-Mu, Tuhan, demikian jeritan batinku kepada-Nya setiap pagi dan malam. Dan Ia pun menjawabku; “Bertobatlah, anak-Ku! Hanya dengan itu, engkau akan menempati tempatmu yang telah Kusediakan dari semula untukmu.” Indah kan bila ini akan terjadi kepada setiap orang. Tapi syaratnya tetap sama; “Bertobat...dan bertobatlah!”


Selamat berakhir pekan untuk para sahabat.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabat,

***Rinnong***

Selasa, 18 Oktober 2011

"Renungan Pagi: Peringatan Kedelapan Martir Canada, St. Paulus dari Salib dan.

Rabu, 19 Oktober 2011

St. Petrus dari Alkantara, Pengaku Iman

Luk.12:39-48: “Kepadamu Allah percayakan Harta-Nya”



Antar manusia karena status yang disandangnya, ada yang dipanggil tuan, ratu, raja, baginda, dan gelar kebangsawanan lainnya di satu pihak, namun di lain pihak, yang lain disebut hamba sahaya, bahkan lebih tragis lagi ketika ada yang dikategorikan sebagai budak. Yang biasanya terjadi bahwa yang hamba dan budak selalu siap setiap saat melayani setiap permintaan dan kebutuhan sang tuan atau raja/ratu yang dilayaninya.

Injil hari ini memberikan sesuatu yang indah untuk direnungkan; Tuhan mengumpamakan kita sebagai hamba yang dipercayakan untuk mengelolah atau menjaga semua harta-Nya. Bahkan, karena cinta-Nya yang luar biasa, yang tanpa batas, tanpa pilih kasih maka ia menyebut kita semuanya sebagai saudara-Nya, sehingga kita pun dilayakkan untuk memanggil Allah, Bapa-Nya sebagai Bapa kita seperti dalam doa yang diajarkan kepada kita, “Bapa kami yang ada di Surga...”

Apa yang kiranya kita renungkan dalam Injil hari ini, yakni;

Pertama, di hadapan Allah yang kita panggil sebagai Bapa, kita semuanya sama sebagai makluk ciptaan, sebagai anak-anak dari Bapa yang satu dan sama, tanpa ada perbedaan seperti yang dibuat diantara kita manusia.

Kedua, kita semua dipercayakan harta dari Bapa kita, yakni Yesus yang adalah sumber cinta kasih, yang harus kita wartakan dan bawa kepada orang lain disekitar kita dan membawa orang lain kepada Yesus dengan meyakinkan mereka bahwa “hanya Yesuslah jalan menuju kepada Bapa sebagai sumber keselamatan.”

Dan terakhir, adalah kalau kita telah dipercayakan untuk mengelolah dan menjaga harta Bapa, maka seharusnya kita menjaga dengan penuh tanggung jawab. Kita saling mengingatkan sehingga harta yang dipercayakan kepada kita, tidak hilang, hancur dan bahkan dicuri, melainkan dikembangkan sehingga berbuah banyak dalam kehidupan kita setiap saat.

Teriring salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno.

***Duc in Altum***

Selasa, 11 Oktober 2011

Renungan Pagi: Kata Yesus; "Sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.

"(Luk.11:42-46). Di satu pihak, hendaknya kita sadari bahwa betapa banyak beban yang kita telah letakkan dalam hati dan pikiran teman/saudara/i kita lewat kata dan perbuatan kita. Namun, di lain pihak, kita pun diajak untuk menjadi tempat di...mana teman/saudara kita meletakkan beban mereka walaupun hanya sementara saja. Hanya mau mengingatkanmu bahwa beban dosa saudara dan saya telah dipikul oleh seseorang. Dialah Yesus saudara kita. Karena itu, hendaklah kita saling meringangkan beban hidup kita dan bukan menambah beban derita di hati dan pikiran saudara/i kita."


Sabtu, 01 Oktober 2011

harta tak ternilai itu adalah Yesus, Putra-Nya (Mat.21:33-43)

Renungan Pagi: "Hal yang sangat luar biasa dari Allah sebagai Pencipta adalah ketika Ia mempercayakan harta Kerajaan-Nya di tangan manusia ciptaan-Nya, saudara dan aku. Dan, harta tak ternilai itu adalah Yesus, Putra-Nya (Mat.21:33-43) Karena itu, pertanyaannya; Adakah sesuatu yang abadi selain memiliki Yesus? Tidak ada, saudaraku! Hanya mau mengatakan bahwa hidup di dunia ini cuma sementara, dan segala sesuatu di sekitar kita, entah barang atau pun manusia hanya dimiliki untuk sementara. Sebaliknya, hanya satu yang abadi yakni ketika kita memiliki Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan kehidupan demi keselamatan kita. Semoga saja entah barang atau mereka yang Anda cintai tidak menggantikan atau bahkan menyingkirkan Yesus di dalam hati dan pikiranmu."