Senin, 18 Juli 2011

Renungan Pagi: "DICINTAIMU KUTERMANGU"


Selasa, 19 Juli 2011
Mat.12:46-50

Jika kita renungkan lebih dalam maka kita akan temukan caranya Yesus mendefinisikan persahabatan dan persaudaran sungguh lain dengan cara berpikir kita; Ketika orang Yahudi sangat menghormati Yahweh mereka, maka Ia mengajak para pengikut-Nya memanggil Allah sebagai Bapa; Ketika ada orang bertanya tentang siapakah sesamaku manusia, Ia menunjuk orang asing Samaria yang baik baik hati; Ketika para nabi, ahli Taurat dan orang Farisi menghindari para pendosa, justru Ia duduk makan bersama dengan mereka dalam kegembiraan seperti di rumah Levi; Ketika murid-murid-Nya berdiskusi tentang siapakah yang terbesar di antara mereka, Ia mengambil seorang anak kecil sebagai contoh; Ketika orang bertanya; Siapakah ibu dan saudara-saudari-Mu? Ia justru menunjuk mereka yang mendengarkan dan melakukan sabda Bapa-Nya. Namun jauh sebelumnya, kelahiran-Nya pun menjadi tanda yang mengherankan bahkan aneh karena Ia hanya dilahirkan di kandang binatang, dikunjungi oleh para gembala kecil dan 3 raja asing; Kematian-Nya pun menjadi sebuah keanehan terbesar sepanjang masa, karena lewatnya manusia diselamatkan; Dan, beragam contoh lain, yang membuat Anda bertanya; “Ada apa dibalik semua keanehan ini?”

Semua cara dan jawaban aneh itu berasal dari cinta-Nya yang berkobar-kobar untuk menaati kehendak Allah, Bapa-Nya dan mencintai setiap orang tanpa batas. Cobalah renungkan pagi ini; “Jika dosa menjadi dasar hukuman bagi kita, dapatkah kita layak hidup dan mendapatkan belas kasihan-Nya?” Kesadaran bahwa Anda berbuat dosa dan menyakiti-Nya tak membuat hukaman diberi dan kematian merenggutmu, melainkan Ia dengan penuh kesabaran, memberi kesempatan, merawat dan memberkatimu dengan harapan bahwa mungkin suatu waktu penyesalan terjadi dan pertobatan akan menuntunmu pada keselamatan. Dengan kata lain, cara-Nya Ia mencintai kita, membuat kita kagum dan termangu mengalaminya. Ia tak pernah bertanya siapakah Anda ketika Ia mencintaimu. Hanya satu harapan-Nya semoga cinta-Nya membuatmu berubah, bertobat dan kembali kepada Bapa.

Baiklah di hari ini kita renungkan kembali cara kita mencintai orang lain, cara kita menjadikan orang lain sebagai sahabat dan saudara bagi kita. Sejauh manakah kita telah merubuhkan tembok pemisah dan mampu melihat Allah dalam diri dan wajah sesama? Aku hanya berpesan padamu; “Sama seperti cinta-Nya mengalir kepadamu tanpa batas, maka hendaknya cintamu pun kepada orang lain terberi tanpa batas, apa pun resikonya.” Karena resiko cinta-Nya dalah kematian, tapi Anda tidak mati hanya karena Anda mau mencintai orang lain tanpa batas.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "YANG DIMINTA ALLAH DARIMU"


Senin, 18 Juli 2011
Mat.12:38-42

Pasangan suami istri memerlukan bukti/tanda cinta dari pasangannya; anak-anak memerlukan bukti cinta orang tua mereka, pun sebaliknya orang tua mengharapkan pembuktian cinta dari anak-anak mereka. Ketika tanda itu terberi, maka banyak orang terpikat-terikat mengagumi tanda itu lebih dari apa yang ditandakannya.

Dalam relasi dengan Tuhan, pemberian tanda dari-Nya sangat dan selalu dirindukan oleh setiap pemohon. Seperti yang biasanya saya yakinkan kepada saudara bahwa “manusia memerlukan tanda untuk percaya, tapi Allah sesungguhnya memerlukan iman dan rasa percayamu untuk melakukan sebuah tanda atau mujizat.”

Anak-anak berseru kegirangan ketika masih di batas kota melihat dan membaca tulisan Anda telah memasuki kawasan kota, padahal kotanya masih harus ditempuh dengan durasi waktu sekitar 2 jam lagi.

Banyak kali kita bergirang karena hanya mendapatkan sebuah tanda, padahal apa yang ditandakannya masih memerlukan waktu dan perjuangan yang panjang untuk menggapainya.

Karena itu, kalau pagi ini Anda berada dalam kesulitan, menghadapi masalah dan problem dan Anda berteriak meminta tanda dari Allah bagaimana Ia mencintaimu, memelihara dan terlibat dalam masalah-masalahmu, maka aku hanya mau mengingatkan saudara bahwa tanda terbesar, lengkap dan sempurna dari pihak Allah yakni ketika Ia memberikan Putra kesangan-Nya untuk menderita dan mati hanya demi keselamatan-Mu. Teriakan minta tolong sangat penting sebagai ungkapan keterbatasanmu sebagai manusia, tapi Allah sesungguhnya tidak hanya terharu melihat tetesan air matamu, tapi lebih dari itu, Ia selalu membutuhkan imanmu untuk membantumu. Percayalah dan kamu akan melihat mujizat-Nya hari ini.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Jumat, 15 Juli 2011

Renungan Pagi: "SELALU ADA RUANG DI HATI ALLAH UNTUKMU"


Sabtu, 16 Juli 2011
Mat.12:14-21


...Himpitan derita, rongrongan masalah, bahkan dosa-dosa kita pun kadang membuat kita merasa tidak berarti di hadapan Allah. Di satu pihak, perasaan seperti itu pantas dari sisi kemanusiaan kita, namun di lain pihak, sadarkah Anda bahwa Allah selalu memiliki ruang di Hati-Nya untuk setiap orang? Pertanyaannya; “Maukah engkau ke sana dan menempati ruang itu?”

Dengarlah ungkapan isi Hati Allah kepadamu di pagi ini; “Bulu yang patah terkulai tidak akan dipatahkan-Nya, dan sumbuh yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya,” hanya mau mengatakan kepadamu bahwa betapa Allah itu sangat sabar terhadap setiap dari kita. Dan, Allah yang sabar itu terlihat jelas dari sikap Yesus ketika berhadapan dengan para pendosa. Dapatkah engkau membayangkan betapa sakit dan tersakitinya Hati Allah karena tikaman dosa setiap orang? Kalau hati kita tertikam oleh kata dan perbuatan satu orang, atau beberapa orang, dan kita merasakan sebuah kesakitan atau penderitaan yang ngeri. Dapatkah engkau membayangkan betapa terlukanya Hati Allah karena tikaman dosa semua orang?

Saudaraku, meskipun Ia tersakiti, tapi Hati-Nya selalu terbuka bagi setiap orang, selalu terbukan untukmu, selalu ada ruang di hati-Nya untukmu. Ia tahu bahwa Anda berdosa, tapi Ia tak pernah berhenti mencintaimu sampai saat ini. Seperti wanita yang kedapatan berzinah memiliki tempat di Hati-Nya, seperti rasul Paulus mendapatkan belas kasihan-Nya, seperti berjuta-juta orang lain yang bangkit dari keterpurukannya hanya karena menyadari betapa besar dan dasyatnya cinta Allah kepada mereka, maka di hari ini, aku pun mau menyakinkan Anda sekalian untuk jangan putus asa, jangan terlena dengan dosa-dosamu, tapi datanglah kepada-Nya karena Hati-Nya selalu terbuka untukmu. Sungguh, Ia sedang menantimu saat ini.


Selamat berakhir pekan untuk semua sahabat.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

MIKers Induk Group facebook Katolik Roma - MULTIPLY Profile

MIKers Induk Group facebook Katolik Roma - MULTIPLY Profile

Kamis, 14 Juli 2011

“Kasihilah satu sama lain"

Jumat, 15 Juli 2011
Mat.12:1-8

“Yang Kukehendaki adalah belas kasihan dan bukan persembahan,” adalah kritik terhadap para Farisi yang selalu menekankan ketaatan terhadap aturan secara kaku tapi lupa menyalurkan kasih dan cinta yang dipelihara dalam aturan dan hukum yang berlaku.
Sebagian orang lalu salah menafsirkan kata-kata Yesus ini dengan mengatakan; Tu, Yesus tak perlu orang yang taat aturan, Yesus tak perlu persembahan, Yesus tak perlu orang yang rajin ke Gereja, dan kekeliruan lainnya. Tidak saudaraku! Sebagai orang Yahudi Yesus tetap menghormati hukum nenek moyangnya, tapi hukum dan aturan tanpa cinta adalah sebuah kebohongan, hukum yang menjauhkan bahkan menyepelekan martabat manusia adalah sebuah kesia-siaan. Demikianlah penekanan Yesus.

Menyeimbangkan antara melakukan aturan gereja dan perbuatan kasih adalah dua hal yang harus beriringan dalam hidup setiap orang katolik. Hukum tetap menjadi pedoman dalam hidup, tapi cinta kasih hendaknya menjadi buah dan jiwa dari aturan-aturan yang kita taati dan menghendaki orang lain pun taat kepadanya.

Karena itu, taatilah aturan sebagai ungkapan kesetiaan karena itulah tandanya bahwa anda menjadi anggota Gereja Kristus, tapi sebarkanlah cinta kasih dan belas kasihan kepada sesama karena justru itulah yang dikehendaki oleh Yesus dalam Gereja-Nya. Dengan kata lain, taatilah aturan demi keteraturan hidup dan relasimu dengan Tuhan dan sesamamu, tapi perbuatlah cinta dan kasih dan belas kasihan karena itulah gerakan jiwamu sebagai seorang murid Yesus. Bukankah Ia bersabda; “Kasihilah satu sama lain, dan hanya cinta kasih yang ada padamulah yang membuat orang mengenalmu sebagai murid-Ku.”


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Rabu, 13 Juli 2011

Renungan Pagi: "BUKAN RINGANKAN...TAPI UBAHLAH AKU"


Kamis, 14 Juli 2011
Mat.11:28-30

Memang tidak ada yang salah ketika kita berdoa agar Tuhan meringankan beban penderitaan kita, karena memang Ia sendiri berjanji kepada kita dalam Injil hari ini; “Marilah kepada-Ku kalian semua yang letih lesuh dan berbeban berat, Aku akan memberikan ke...legaan kepadamu.”

Meskipun demikian, baiklah di pagi ini aku akan menghantarmu untuk merenungkan kata-kata Yesus ini dengan cara yang lain. Kalau derita mendera dan problem menghadang, dan kita berdoa serta berharap bahwa derita itu secepatnya berlalu dari hidup dan diri kita, maka pasti banyak orang akan kecewa, karena sepertinya sebagian orang pun mengalami bahwa mereka telah berdoa, melakukan novena, berikan intensi misa khusus, puasa dan mati raga, serta melakukan kebaikan kepada orang lain, tapi sepertinya derita tak pernah berlalu daripadanya.

Saudaraku, engkau tidak sendirian ketika pengalaman hal seperti ini, karena sesungguhnya Yesus pun dalam ketakutan sampai berpeluh di taman Getzemani memohon agar piala derita-Nya berlalu dari pada-Nya, juga ketika di kayu Salib Ia pun masih meminta lagi kepada Bapa-Nya; Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Tapi, Allah Bapa-Nya diam seribu bahasa. Akhirnya, Ia pun mengalami kematian sebagai akhir dari kehidupan di dunia ini.

Aku akhirnya menyadari bahwa “kalau derita kita diringankan bahkan dilepaskan dari kita, maka syukurlah.” Akan tetapi, jika kita telah berdoa dan derita tetap ada di sana seperti yang dialami Yesus, maka sepantasnya kita mengubah doa-doa kita, bukan pertama-tama agar derita terlepas tapi biarlahTuhan mengubah cara pandang kita terhadap derita dan problem hidup.

Seorang gadis penjaga elevator yang seharian hanya duduk di dalam ruang kecil itu, memencet nomor lantai tujuan pengguna elevator, berdoa agar Tuhan membebaskan dia dari tugas yang membosankan itu. Setelah berdoa, esoknya ia kembali ke tugas rutinnya dan mulai mencoba tersenyum dan mempersilakan setiap orang yang menggunakan jasa elevator itu untuk masuk. Tugas itu sekarang dilakukan dengan suka cita dan ia pun disenangi oleh setiap pengguna elevator itu, setidak-tidaknya senyumnya telah membuat mereka pun tersenyum. Dan, hampir semua pengguna elevator itu mengenal namanya, demikian pun sebaliknya. Apa yang terjadi kemudian, pada hari Natal, ia menerima banyak hadiah dari para pengguna elevator yang bekerja di kantor itu, bahkan nilainya lebih dari gajinya setiap bulan.

Saudaraku, aku hanya mau datang kepadamu dan mengatakan keyakinanku bahwa “Tuhan itu sangat kreatif untuk membantumu, terutama di saat derita dan problem hidup menderamu.” Mungkin deritamu tidak terlepas dalam sekejab, namun, ketika engkau berpasrah kepada-Nya, maka Ia akan membuat kejutan-kejutan yang sebelumnya Anda tak pernah rasakan dalam setiap derita yang Anda alami. Tuhan, ubahlah aku seturut kehendak-Mu. Berdoalah hari ini dan esok Anda akan merasakan sesuatu yang lain di hadirat-Nya dalam kata dan perbuatanmu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Selasa, 12 Juli 2011

Renungan Pagi: "BUKAN SEBUAH KEBETULAN"


Rabu, 13 Juli 2011
Mat.11:25-27

Ketika aktif di dunia facebook, atau ketika berdiskusi dan debat dengan orang lain tentang iman, mungkin Anda merasa minder karena Anda tidak memiliki pengetahuan yang bagus seperti teman-teman lain. Itu harus Anda akui. Akan tetapi kalau Anda membaca Injil hari ini... maka Anda akan menyadari bahwa iman bukan soal mengetahui saja, tapi lebih dari itu meyakini sesuatu, membiarkan Yesus merajai pikiran dan hati seseorang layaknya kepasrahan seorang anak dalam gendongan ayah atau ibunya.

Ucapana syukur Yesus menjadi kekuatan dan peneguhan bagimu; “Aku bersyukur pada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya it Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Menjadi kecil dalam konteks Injil hari ini adalah soal memiliki dalam diri sikap pasrah, rendah hati dan polos dalam mengimani Yesus sebagai Penyelamat. Karena itu kita bisa mengatakan; “Tidak semua orang pandai sombong, pun tidak semua orang kecil, miskin dan papa bersikap renda hati.” Ukurannya sangat jelas bahwa kerendahan dan kepolosan hati untuk menerima Yesus dan dalam berelasi dengan orang lain adalah faktor penting dalam usaha untuk menjadi orang kecil menurut Yesus.

Karena itu, di pagi ini aku hanya menyakinkanmu bahwa menjadi orang Kristen, apalagi menjadi seorang Katolik bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah panggilan. Bukan hanya sekedar Tuhan memanggilmu tapi Ia memilihmu di antara mereka yang terpanggil untuk mengenal dan mengimani-Nya lewat Gereja-Nya sendiri. Dengarkanlah kata-kata peneguhannya bagimu di pagi ini; “Semua telah diserahkan Bapa kepada-Ku dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” Andalah orang yang berkenan itu, karena memang Yesus mencintaimu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "SUDAHKAH ANDA BELAJAR?"


Selasa, 12 Juli 2011
Mat.11:20-24

Bila kita sadari sungguh maka Tuhan itu begitu kreatif dalam cara menyatakan cinta-Nya serta mengajari kita untuk mengerti dan memahami kehendak-Nya, misalnya lewat orang tua, guru, lewat pengalaman hidup, lewat makluk ciptaan lain, dan beragam cara. Sayangnya, kadang kita terlalu tergesa-gesa alias tidak berhenti sejenak dalam kehidupan kita untuk memaknainya serta belajar dari setiap pengalaman kehidupan itu.

Yesus pun sampai kecewa karena semua ajaran dan mujizat yang diperbuat untuk meyakinkan orang-orang di zaman-Nya belum juga dipercaya sebagai perbuatan Allah, atau setidak-tidak-Nya percaya bahwa Dialah Mesias yang diutus Bapa untuk menyelamatkan umat manusia, sehingga keluarlah kata-kata “celakalah kamu.” Semuanya terucap karena kekebalan hati manusia untuk tidak mau belajar sesuatu dari apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dan apa yang mereka rasakan/alami.

Demikian pun dalam kehidupan; Seorang suami/istri tak pernah belajar untuk bertobat ketika ia berselingkuh dan diampuni oleh pasangannya; Seorang anak tidak pernah belajar untuk memperbaiki diri dari dosa dan kesalahannya terhadap orang tuanya ketika mereka menerima kembali dia di dalam rumah dan bahkan di hati mereka. Pokoknya bila kita renungkan secara saksama maka banyak kali kita membiarkan peristiwa hidup berlalu dari kehidupan kita tanpa memaknainya, tanpa memetik nilai-nilai kehidupan dari mereka. Kadang nanti sesuatu sudah terjadi baru kita menyesal dan berkata; O, sebenarnya saya sudah diingatkan oleh mereka. Sebenarnya sudah ada tanda-tanda untuk tidak melakukan ini atau melakukan itu.

Saudaraku, bila pagi ini Anda mendapati diri masih hidup, maka sadarlah bahwa Tuhan masih memberimu kesempatan untuk hidup, untuk memperbaiki diri dan bertobat. Dari mulut-Nya tidak akan keluar kata-kata kutukan karena Ia adalah Allah yang penuh cinta, rahim dan belas kasih. Datanglah kepada-Nya maka kamu akan merasakan kelegaan. Datanglah kepada-Nya dan Dia akan memeluk erat engkau di dalam pelukan ke-Bapa-an-Nya. Hanya satu yang Dia harapkan semoga Anda belajar dari setiap peristiwa hidup yang Anda alami sepanjang waktu hidup masih terentang untuk dilalui.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "APA PRIORITASMU?"


Senin, 11 Juli 2011
Mat.10:34-11:1

Banyak orang dewasa ini menjadi bingung, cemas dan khawatir akan segala bentuk tawaran yang datang kepadanya; Makanan yang hampir semuanya enak, parfum yang bermacam-macam dengan bau harumnya; handphone yang beragam bentuknya, dan beragam contoh lainnya. Memiliki semua pasti tidak mungkin, namun memiliki hanya satu pun rasa gensi tetap menggoda. Meskipun demikian, kadang kita sendiri menjadi bingung dan menjadi korban dari tawaran-tawaran seperti itu.

Bacaan Injil hari ini pun menampilkan ajaran Yesus yang beragam yang kadang membingungkan banyak orang yang membacanya; “Aku datang tidak membawa damai, melainkan pedang; Kalau tidak membenci ibu bapamu, engkau tidak layak bagi-Ku; Memelihara nyawa akan kehilangan, sebaliknya kehilang nyawa akan mendapatkannya kembali, dan beragam ajaran lainnya.”

Baiklah kita membuatnya menjadi sederhana saja; Semua hal yang ada di sekitar kita adalah berkat Tuhan. Dan, kalau itu berkat maka Tuhan menghendakinya demi kebaikan kita sebagai ciptaan-Nya. Meskipun demikian, Tuhan hanya minta masing-masing dari kita untuk menentukkan prioritas terhadap semuanya itu; mana yang penting dan mana yang tidak; mana yang harus dilaksanakan dalam waktu singkat dan mana yang boleh ditunda.

Dan, lebih dari itu, percayalah akan kebenaran sabda-Nya; “Cari dulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya maka semua yang lain akan ditambahkan kepadamu.” Banyak orang telah membuktikan dalam hidup mereka bahwa hidup menurut Firman Tuhan, melayani Tuhan dengan setia takan pernah dikecewakan oleh Allah; Mungkin mereka tidak pernah akan menjadi kaya raya; Mungkin mereka tidak akan pintar dan genius; Mungkin mereka tidak sehebat banyak orang. Akan tetapi, kebahagiaan hidup karena berkecukupan kebutuhan hidup tetap menjadi alasan bagi mereka untuk bersyukur bahwa Allah takan pernah meninggalkan mereka.

Akhirnya, Tuhan membisikkan ini kepadamu di pagi ini; “Jika engkau mengutamakan Tuhan lebih dari semua yang lain, maka sesungguhnya engkau tidak akan kehilangan upahmu.” Ia yang telah berjanji kepadamu, pasti juga akan setia memenuhinya.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "SEPERTI APAKAH LADANG HATIMU SAAT INI?"


Minggu, 10 Juli 2011
Minggu Biasa ke-15
Mat.13:1-23

Di antara banyak lagu indah dan bermakna tentang Firman Tuhan, lagu ini tetap kucintai untuk dinyanyikan; “Adakah tempat di hatimu untuk firman kehidupan.” Alasannya sederhana saja bahwa syair lagu ini menggabungkan dua ide pentingn ini; Kerelaan mendengarkan firman Tuhan, dan untuk mempraktekannya dalam kehidupan harian.

Bacaan Injil hari ini mau mengajak kita untuk merenungkan 3 hal penting ini;
Pertama, Penabur adalah Allah sendiri; Ia tak pernah berhenti dan lelah untuk menabur benih; benih cinta, benih pengharapan dan kegembiraan. Allah itu sangat kreatif untuk memberikan kepadamu alasan mengapa Anda berbahagia; mungkin lewat kekagumanmu terhadap cuaca pagi yang indah, ketika seseorang tersenyum manis padamu, atau pun ketika Anda sendiri tersenyum memandang kelucuan anak-anakmu. Allah selalu ada di sana untuk menyapamu.

Kedua, Benih itu adalah Sabda Allah; Sabda yang sama dari Allah yang sama dan satu didengarkan dan ditanggapi serta mendapatkan reaksi yang berbeda dari setiap orang. Para penulis Injil adalah contoh yang indah terhadap pernyataan ini. Namun hal yang penting dan pasti bahwa Roh Allah terus menerus menginspirasikan banyak orang untuk bertumbuh dan berkembang karena dan dari Sabda Tuhan. Mungkin derita tubuh dan jiwa terasakan hanya karena mempertahankan kebenaran Sabda Tuhan, tapi ganjaran keselamatan sedang menantimu di akhir deritamu.

Ketiga, Tanah adalah reaksi hati dan pikiranmu terhadap Sabda Tuhan. Banyak orang boleh menjadi pendengar terhadap pewartaan Sabda Tuhan, tapi hanya sedikit saja yang mampu mempraktekkannya dalam hidup. Banyak orang boleh mengatakan bahwa mereka adalah pengikut Yesus tapi hanya sedikit yang mampu menjadikan Sabda-Nya pedoman hidup mereka, apalagi untuk mempraktekannya dalam hidup setiap hari.

Pesanku singkat saja padamu di pagi ini;

•“Telingamu boleh mendengar, tapi hanya hatimulah yang mampu mendengarkan dengan sungguh setiap Firman Tuhan kepadamu.”

•Anda pasti bisa membaca dan mengerti Firman yang tertulis dalam Kitab Suci, tapi hanya mereka yang mampu mendengarkan dengan hatilah yang mampu membaca Firman yang tertulis dalam kehidupan.

•Seperti apakah ladang hati dan pikiranmu saat ini terhadap Sabda Tuhan?


Selamat berhari minggu untuk semua sahabat.

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "YESUS SEDANG BERSAMAMU"


Sabtu, 9 Juli 2011
Mat.11:25-30

Penderitaan dan kegetiran hidup pasti membuat tubuh dan batin tersiksa. Banyak orang lalu mencari penyembuhan baik lewat konsultasi kepada para psikolog/psikiatri, konselor maupun ke dokter untuk mendapatkan obat tertentu. Bahkan lebih parah lagi ketika penderitaan yang tidak bisa ditanggung kadang membuat hati menjerit dan memberontak untuk bertanya tentang apa yang Tuhan dapat perbuat demi meringangkan beban hidup kita.

Seperti kemarin maka hari ini, Yesus menyapamu secara pribadi; “Jangan Takut! Jangan Takut! Jangan Takut! (seperti tertulis dalam Injil hari ini)Ini mau menekankan bahwa hanya Allah-lah yang dapat mengusir ketakutan hati dan jiwamu saat ini. Bukankah kalimat “jangan takut” diberikan kepada Abraham sehingga ia pun berani meninggalkan orang tua, sanak-saudara dan semua yang dimilikinya, dan pergi ke tempat dimana Tuhan inginkan? Bukankah “jangan takut” juga diberikan kepada Maria sehingga ia berani mengatakan; “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Bukankah “Jangan takut” telah diberikan kepada para martir dan misionaris sehingga mereka berani meninggalkan tanah air dan bahkan memberi nyawa mereka demi Tuhan yang memanggil da mengutus mereka? Jika Anda mengambil waktu sedikit saja untuk bermenung pagi ini tentang kalimat “jangan takut” maka percayalah bahwa Yesus sendiri sedang berdiri di hadapanmu dan meneguhkan Anda dalam deritamu saat ini dengan berkata; Anak-Ku, Sahabat-Ku, Jangan takut karena Aku di sini bersamamu saat ini.”

Pagi ini jika Anda renungkan dengan saksama maka Tuhan sedang membisikan kepadamu rahasia cinta-Nya. Dengarkanlah dan resapkanlah kata-kata-Nya; “Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada burung pipit.” Tidak adanya rambut tidak sama dengan tidak adanya mata, tangan, kaki, dan organ tubuh kita yang lain. Namun, jika yang kurang berarti saja Tuhan memperhitungkan, tidak tahukah bahwa Ia sangat mencintai jiwa dan dirimu saat ini sehingga setiap saat Ia ingin tinggal di sana?

Hanya mau mengatakan; “Jika bagi Tuhan, engkau sangat berarti, apa yang bisa engkau katakan tentang Tuhan pagi ini?” Ia ajaib? Penuh kuasa? Sumber hidup dan cinta? Tuhan sedang menunggu jawabanmu, kawan.


Selamat berakhir pekan...Doaku untuk semua sahabat

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Jumat, 08 Juli 2011

Renungan Pagi: "MENGAPA DERITAKU TAK BERAKHIR, TUHAN?


Jumat, 8 Juli 2011
Mat.10:16-23

Mungkin Anda bukan, tapi pasti banyak orang ketika mengalami derita, ketika iman mereka diuji, bahkan ketika ancaman terhadap jiwanya mendera, maka mereka mulai cenderung untuk bertanya; “Yesus, semuanya telah kulakukan demi dan untuk Engkau, tapi kenapa Engkau membiarkanku mengalami semuanya ini? Mengapa Engkau tidak bertindak meringangkan beban hidupku saat ini? Dan, beragam pertanyaan lainnya yang diajukan dari dalam hati yang sedang menjerit karena tekanan beban hidup. Aku hanya mau katakan kepadamu bahwa Yesus mendengarkan keluhan dan jeritan jiwamu saat ini, dan Ia menjawabmu; “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat.” Para martir meyakini hal ini sehingga kematian menjadi gerbang bagi mereka untuk mendapatkan ganjaran atas pengorbanan mereka. Mereka bukan mencari kesenangan badan tapi keselamatan jiwa.

Kepada Petrus yang mengajukan pertanyaan yang sama; Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau, apa yang kami terima? Yesus bukan hanya menjanjikan kebahagiaan di dunia tapi terlebih keselamatan di akhirat. Hanya mau mengingatkanmu bahwa syukur kalau kebahagiaan hidup dialami tanpa melalui jalan berliku, tapi banyak orang telah membuktikan bahwa kebahagiaan yang dialami dijanjikan oleh Yesus selalu bagaikan hujan yang mengakhiri musim panas, seperti air yang ditemukan di tengah padang gurun, seperti mutiara yang tersimpan dalam kulit kerang. Yesus menghendaki agar kita tidak menerima dengan cara gampang dan akhirnya lupa bersyukur, melainkan Ia mau agar kita harus berjuang dan berusaha untuk menggapainya, sehingga kita pun dengan penuh syukur menikmati hasil dari perjuangan kita, yang bahkan dilalui dengan penderitaan.

Mungkin saat ini ketika Anda mengalami bahwa semua kegembiraan dan kebahagiaan hidup sedang menjauh daripadamu, maka yakinlah bahwa hanya Yesuslah yang ada di sana untukmu. Ia sedang memandangmu. Ia sedang mendengarkanmu. Dan, yang pasti bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkanmu. Ia hanya mau melihat sejauh manakah Anda mampu melalui “via dolorosa” yang pernah dilalui-Nya dari rumah Pilatus sampai bukit Golgota menjemput kemenangan dari atas salib. Sungguh, Ia sedang bersamamu saat ini dalam derita-deritamu, kawan! Jangan pernah berhenti berharap, karena Ia selalu ada di dalam dan ujung harapanmu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Kamis, 07 Juli 2011

Renungan Pagi: "KOSONGKANLAH GELASMU SEKARANG, KAWAN!"


Kamis, 7 Juli 2011
Mat.10:7-15

Tidak tahu bahwa bacaan hari ini berbicara tentang hal memberi, semalam saya memposting dalam status saya sebagai renungan malam sebagai berikut: "Ungkapn bijak dalam bahasa Latin: "Nemo Dat Quod Non Habet"(No one can give what he/she does not have): “Tidak seorang pun dpat mberikan apa yg ia sendiri tdak punya." Untuk materi/uang pasti ungkapan ini dibenarkn. Akan tetapi, jika Anda menyadari bahwa Tuhan telah memberikan banyak hal kepadamu maka pasti engkau tidak punya alasan utk menahan apa yg Anda punya ketika orang lain membutuhkannya. Ayo, mari saling berbagi cinta." Inilah yang sebenarnya Yesus minta agar kita perbuat dalam Injil hari ini; “Kamu telah menerima dengan cuma-cuma maka berikanlah juga dengan cuma-cuma.” Pertanyaannya; Apa yang aku sedang miliki sehingga harus memberi kepada orang lain?

Aku kembali lagi mengingatkanmu dengan contoh lama yang selalu kuberikan; “Seorang pelayan akan menuangkan air baru ke dalam gelasmu jika ia mendapati gelasmu telah kosong. Dengan kata lain, selama gelasmu masih terisi maka pasti Ia akan melewatimu.” Itu pun yang akan diperbuat oleh Tuhan kepadamu. Jika gelas jiwa dan tubumu tetap terisi bahkan terikat dengan harta bendamu, baik materi maupun kata dan kebijaksanaan yang Anda miliki dan tidak mau memberikan kepada orang lain, maka sebenarnya Anda telah menutup saluran air yang telah dibangun oleh Allah di dalam engkau. Aliran rahmat itu mengalir dari sumbernya yakni Allah dan betapa Allah menghendaki agar engkau menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain, tapi sesaat ketika engkau menyumbatnya maka Allah pun hanya pasrah menunggu kerelaanmu untuk membukanya agar rahmatnya bisa diteruskan/dialirkan kepada orang lain.

Pesanku kepadamu singkat saja; Air rahmat Allah sekarang tertampung di dalam bak tubuh dan jiwamu. Jangan katakan kamu tidak punya sesuatu karena pasti itu tidak benar. Banyak orang sedang meminta rahmat kepada Allah, tapi Allah menjawab mereka bahwa Ia telah memberikannya melalui saudaramu, yakni saudara dan aku. Mungkin kita akan membela diri di hadapan Allah dengan berkata seperti Kain (cerita Perjanjian Lama); “Apakah aku penjaga adikku?” Tapi dengarlah jawaban Tuhan; “Barangsiapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu kepada salah satu saudaraku yang paling hina ini, ia tidak melakukan atau melakukannya untuk Aku.” Mengapa? Karena memang kita telah menerima dengan cuma-cuma maka kita pun sepantasnya memberi dengan cuma-cuma.

Karena itu, aku hanya mau membisikkan yang satu ini kepadamu pagi ini; Tuhan bagaikan pelayan yang sedang berdiri di pinggir mejamu dan mengamati apakah Anda mau mengosongkan air lama pemberian-Nya (tentunya Anda harus berbagi air dengan yang lain), karena sesaat saja Ia melihat bahwa gelasmu telah dan sedang kosong maka air rahmat baru akan dicurahkan kepadamu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "PELUK ERATLAH MEREKA DALAM DOAMU"


Selasa, 5 Juli 2011
Mat.9:32-38

Kalau sudah ada prasangka buruk, apalagi ditambah dengan iri hati dan dendam yang bertumbuh subur di dalam hati dan pikiran, maka apa pun kebaikan orang lain yang dikatakan atau diperbuat selalu menjadi jelek dan buruk di mata kita. Itulah pengalaman Yesus ketika dengan cinta yang tanpa lelah mengajar dan menyembuhkan orang-orang di zaman-Nya, tapi tetap menjadi jelek di mata para Farisi; “Lihat, Ia mengusir roh jahat dengang kuasa penghulu setan.”

Pengalaman ini menjadi semacam cermin bagi kita untuk melihat kembali sikap dan tingka laku kita, mengevaluasi kembali kata dan perbuatan kita sehubungan dengan dosa dan kesalahan orang lain; Lebih mudah bagi kita untuk menebarkan gosip dan menceritakan kejelekan orang lain daripada mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain, sahabat dan kenalan kita.

Dalam hubungan dengan dosa dan kesalahan orang lain, pesan saya singkat saja untukmu di pagi ini; “Daripada menyebarkan kejelekan dan dosa orang lain, sahabat dan kenalan kita, maka lebih indah bagimu jika peluk eratlah segala kelemahan dan kekurangan mereka dalam doa-doamu untuk mereka.”Aku selalu percaya bahwa cinta dan pengampunan lebih efektif mengubah orang lain daripada kritikan yang pedas, kata-kata hujatan dan celaan. Tidak bermaksud bahwa kita mendukung sikap dan tingka laku buruk mereka, tapi biarlah untuk hari ini saja bila memang engkau tidak mau untuk selamanya untuk mendukung orang lain; suami-istri, orang tua-anak, sahabat dan kenalan kalau bukan dengan kata maka biarlah dengan sepenggal doa untuk mereka.

Karena itu, singkirkanlah segala prasangka burukmu terhadap orang lain hari ini, dan berilah kesempatan kepada mereka untuk berbuat baik tanpa ada kata celaan dan hojatan. Serahkanlah segala keresahanmu tentang mereka kepada Allah, dan berilah kesempatan kepada-Nya untuk bertindak atas hidup dan diri mereka.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "YESUS MAU MENYEMBUHKANMU, KAWAN!"


Senin, 4 Juli 2011
Mat.9:18-26


Ada sebuah lagu lama yang tetap dikenang oleh generasi 40-an ke atas, ‘percaya, harapan dan cinta’ sebuah rangkaian indah yang membuat hidup itu bermakna dan enak untuk dinikmati walaupun derita tak pernah lepas dari hidup. Dengan kata lain, ketika ketiga hal ini Anda miliki maka hidup akan dijalani dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan; bahagia bukan karena terlepas dari derita tapi karena dapat mengalami dan melewatinya.

Injil hari ini mengisahkan tentang proses penyembuhan orang-orang yang menaruh kepercayaan kepada Yesus. Kerinduan untuk sembuh adalah ungkapan iman. Iman yang mendorong mereka datang kepada Yesus dengan harapan bahwa mereka akan sembuh, dan memang terjadi demikian ketika Yesus pun memandang dan menghargai kerinduan iman mereka dengan bersabda; “Teguhkanlah hatimu, hai Anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Lihatlah bagaimana sikap saling percaya melahirkan sebuah tindakan cinta, yakni penyembuhan. Orang sakit dan menderita percaya kepada Yesus. Yesus pun percaya kepada mereka sehingga Ia datang dan menyembuhkan mereka. Tindakan saling percaya inilah yang melahirkan rahmat kesembuhan.

Pagi ini, aku hanya mau mengingatkan dan menguatkanmu lagi bahwa derita dan persoalan apa pun yang Anda alami saat ini; Mungkin hasil pemeriksaan dokter yang mengatakan ketidakmungkinan untuk sembuh; mungkin anjuran orang lain tidak bisa melepaskan engkau dari kesedihan dan penderitaan, tapi masih ada harapan dalam diri seorang pribadi, yakni Yesus sendiri. Bawalah segala kecemasan, ketakutan, sakit dan derita, masalah dan persoalanmu kepada-Nya. Namun, hal utama yang harus ada padamu yakni “milikilah iman dan harapan bahwa Yesus mampu menyelesaikan segala persoalan hidupmu.” Yesus pasti menghargai setiap tetesan air mata kesedihan, tapi ketika Anda datang kepada-Nya Ia akan bertanya; “Percayakah engkau bahwa Aku bisa menyembuhkanmu?”Pastikanla​h bahwa kepada Anda pun Ia berkata; “Teguhkanlah hatimu, anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Anda telah memiliki iman itu, tapi percayakah engkau bahwa iman dan harapanmu akan menyelamatkan engkau?


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "ALLAH SELALU DI SANA UNTUKMU"


Minggu, 3 Juli 2011
Mat.11:25-30

Kadang kita heran dan terkagum-kagum terhadap mereka yang tetap tersenyum di kala derita menimpah-mendera hidup mereka, bukan cuma sekali, dua, tiga kali tapi bahkan berkali-kali. Apa yang membuat mereka begitu sabar, bertahan dalam derita dan senyum mereka tak pernah pudar, yakni hati mereka selalu terbuka untuk mendengar Sabda Yesus pagi ini; “Marilah kepada-Ku kalian semua yang letih lesuh dan berbeban berat, dan Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”

Seorang ibu pernah berbagi cerita ketika ia melalui sebuah derita besar dalam hidupnya, yakni ketika ia harus kehilangan suami dan dua orang anaknya dalam sebuah kecelakaan kendaraan; “Saya telah belajar untuk percaya bahwa jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi dalam hidupku, maka itu seharusnya berasal dari Allah. Akan tetapi jika apa yang terjadi dalam hidupku adalah sesuatu yang saya memang harapkan, maka itu berasal dari padaku karena memang itu yang aku harapkan. Dan, jika itu berasal dari Allah maka saya setia untuk percaya bahwa di sana pasti ada berkat sesudah derita atau dibalik penderitaan” Rasanya sedikit aneh, namun hanya mereka yang mempunyai kedalaman iman dapat sampai pada pemahaman mendalam seperti ibu ini.

Allah hanya memberikan yang baik kepada kita, dan tidak pernah yang jelek dan jahat. Apa yang Allah selalu ingin kita buat adalah menemukan maksud-Nya di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Allah tak pernah memberi cobaan dan derita bagimu, tapi sesaat di mana derita menghimpitmu, ketika masalah menerjangmu, ketika duka menderamu, maka percayalah bahwa Allah sedang memeluk, menggendong dan menutup-membungkus dirimu dengan cinta-Nya. Ya, Ia selalu di sana untukmu.

Hanya mau menguatkanmu bahwa mengalami derita adalah bagaikan berjalan melintasi padang gurun yang membuat rasa dahaga menjadi kebutuhan paling penting dan mendesak. Ingat, Allah hanya mengizinkan Anda untuk berjalan melalui padang gurun, bukan untuk berkemah di sana, karena “oasis kehidupan” berada di batas padang gurun itu. Kuatlah kakimu, kumpulkanlah tenagamu untuk berjalan sedikit lagi. Sekali lagi, hanya mereka yang punya iman, cinta dan harapanlah yang akan tetap berjalan mencapai ujung padang gurun itu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi:

 "Kesadaran bahwa segala yang kita miliki berasal dari Allah, hendaklah membuat kita pun tergerak setiap saat untuk memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain. Hanya dengan memberi, kita mengosongkan hati dan jiwa kita sehingga Allah dengan bebas mengisinya dgn rahmat baru. Karena itu, Yesus bersabda; "Kamu telah menerima dgn cuma2 maka hendaklah kamu pun memberi dengan cuma-cuma." (Mat.10:7-15)
 
Inno Ngutra

enungan Pagi: "MASIH ADA SEBERKAS HARAPAN, KAWAN!"


Minggu, 8 Mei 2011
Luk.24:13-35


Air mata sang ibu jatuh membasahi pipinya yang mulai berkeriput, dan sedih di hati bergelora bertanya mengapa dan mengapa, tapi jawaban tak pernah ditemukan. Demikianlah pertanyaan sang ibu dari teman kelasku yang memutuskan untuk memilih jalan lain setelah kebersamaan kami selama 13 tahun di Seminari mencoba men...jawab pertanyaan, apakah Tuhan sungguh memanggil kami menjadi imam-Nya? Menjadi sebuah kepastian bahwa temanku itu merasa imamat bukanlah anugrah yang diberikan kepadanya, sebaliknya untuk sang ibu harapannya cuma satu yakni agar putranya kelak menjadi imam. Dalam pertemuan singkat itu, akhirnya sang ibu mengerti bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada mereka yang berpasrah kepada-Nya, dan keputusan putranya untuk memilih jalan lain bukanlah akhir dari segalanya. Tetap masih tersisa seberkas harapan untuk menikmati hidup sebagai anugrah Tuhan.

Ini pun yang terjadi kepada para Rasul, khususnya dua orang murid yang mengadakan perjalanan ke Emaus, yang fustrasi dan putus-asa karena kematian sang Guru mereka. Ia yang kami harapkan untuk membebaskan Israel tapi beberapa hari lalu Ia telah mati di tangan para pemimpin kami. Demikian jawaban kekecewaan kedua murid itu ketika ditanyai oleh Yesus. Meskipun demikian, akhir ceritanya menjadi indah karena ketika kekecewaan dilupakan, maka datanglah sinar pengharapan bahwa memang Yesus telah bangkit, dan Ia takan pernah meninggalkan mereka.

Saat ini pasti atas salah satu cara Anda pun mengalami hal yang sama seperti para murid ketika orang tuamu harus berpisah rumah, atau bahkan ada yang meninggal; saat ini mungkin Anda kehilangan kepercayaan kepada anak-anakmu yang tidak memenuhi harapan-harapanmu; Saat ini mungkin Anda mengalami kekecewaan dan keputusasaan karena mereka yang Anda cintai menyakiti hatimu; Mungkin saat ini semua harapanmu seakan telah kandas; dan beragam pengalaman buruk lainnya, tapi satu hal yang pasti yang ingin kusampaikan kepadamu bahwa; Seperti Yesus yang datang dan berjalan bersama kedua murid itu; seperti Ia mau tinggal bersama mereka; dan, seperti Ia duduk dan makan bersama dengan mereka, maka Yesus pun akan berbuat hal yang sama kepadamu. Biarlah kita mengabungkan suara dengan kedua murid itu dan meminta kepada-Nya: “Yesus, tinggalah bersama kami karena hari telah malam.”  Biarlah kita memohon kepada-Nya untuk menguatkan kita dalam derita-derita kita; biarlah Ia meringankan beban-beban hidup kita yang rasanya semakin berat; Biarlah Ia menjadi terang yang menyinari setiap langkah hidup kita. Dan, di atas segalanya, aku mau meyakinkan engkau sebagai saudaraku bahwa Yesus takan melupakanmu walaupun karena tindisan deritamu saat ini engkau mulai meragukan kuat kuasa-Nya.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "JANGAN TAKUT! INI AKU!"


Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,

Maaf karena kesibukan beberapa hari terakhir ini, dan juga karena perjalanan yang melelahkan sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk menulis renungan. Syukur karena sekarang sudah kembali ke Manila, dan semoga semuanya berjalan lancar lagi seperti semula.


... Sabtu, 7 Mei 2011
Yoh.6:16-21


“Fokus yang berlebihan terhadap penderitaan dan masalah akan menutup hati kita
untuk menyadari kehadiran Tuhan.”


Sejenak kuajakmu bernyanyi lagu ini; “Di tengah ombak dan arus pencobaan...” Nyanyi terus sampai akhir ya?

Syair lagu ini persis melukiskan perjalanan hidup kita masing-masing seperti para Rasul yang berada di atas perahu. Ombak dan badai menerjang tapi perahu tetap harus diarahkan ke dermaga tujuan. Hal yang luar biasa terjadi dalam pengalaman para rasul yakni di tengah ancaman terhadap nyawa mereka, Yesus datang menyapa lembut di telinga dan hati mereka; “Sahabat-Ku, jangan takut! Inilah Aku!”

Tentunya setiap orang mempunyai pengalaman terluka, menderita dan berada dalam lingkaran masalah yang tak pernah habis. Kemarin seorang ibu anggot MIK berkisah tentang deritanya di mana ia harus berpisah dari suaminya karena ancaman terhadap diri bahkan nyawanya bila ia hidup bersama dengannya. Memang, kesetiaan itu mendapatkan batu ujian sesungguhnya dalam keadaan penderitaan. Terlepas dari kekurangan dan kelemahannya untuk hidup terpisah dari suaminya, namun aku sendiri salut terhadap ibu ini karena sudah sebelas tahun, ia sendiri harus berjuang memelihara dan mencukupi kebutuhan putrinya, teristimewa ibu ini selalu menjaga kemurnian dirinya sebagai seorang istri lewat doa aktivitas di seputar gereja. Ia berkata; Setiap kali aku menghadapi tantangan dan godaan maka aku selalu mempertimbangkan, apakah dengan perbuatanku aku masih pantas menerima hosti kudus? Akhirnya batal juga untuk menikmati keinginan daging/tubuh seperti itu. Apa yang sekarang aku hanya buat adalah mendoakan suamiku setiap saat. Membalasnya, aku menguatkan ibu ini; Arahkanlah selalu segala perhatianmu pada pertumbuhan diri dan iman putrimu, dan banggalah terhadap dirimu karena tidak semua istri/wanita dapat melakukan seperti apa yang ibu lakukan sampai saat ini.”

Apa pun yang terjadi saat ini kepadamu; walaupun derita dan masalah sepertinya tak lepas darimu tapi luangkanlah waktumu sejenak dan dengarlah kata-kata Yesus yang menembus lembut di telinga hatimu; “Jangan takut! Ini aku!”  Pasti Tubuh-Nya tak terlihat tapi Roh-Nya tetap bersamamu saat ini. Ia yang telah memikul salib dan dosa-dosa kita, Ia pun akan datang saat ini bersamamu dan memikul deritamu, karena Ia sendiri berkata; Kuk yang Kupasang di atas pundakmu, ringan karena sesungguhnya Ia sendirilah yang menanggung derita-derita kita. Untuk meneguhkanmu, aku mengutip kembali kata-kata Yesus yang luar biasa ini;  “Marilah semua yang letih lesuh dan berbeban berat, dan aku akan memberikan keleggaan kepadamu.”


Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "ALLAH TERUS MEMADANGMU"

  • Kamis, 5 April 2011
    Yoh 3: 31-36

    Dalam perbincangan dengan seorang fans GK kemarin yang bertanya tentang soal jodoh dan takdir, saya memberikan jawaban singkat kepadanya bahwa "Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, tetapi hal yang indah dari pihak Allah adalah Ia memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih untuk dirinya, untuk hidup...nya dan untuk apa yang ia suka dan ingini." Dan, sungguh Allah sangat menghargai pilihanmu. Dengan kata lain, segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk sangatlah tergantung pada kehendak bebas manusia. Dalam konteks ini, pasti ada yang bertanya; "Apakah kejahatan juga berasal dari Allah?" Saya tidak berbicara tentang sesuatu yang buruk berasal dari Allah tetapi Allah dapat berbicara kepada kita lewat pengalaman seburuk apa pun yang kita alami. Masalahnya yakni apa atau siapakah yang menjadi fokus Anda ketika derita atau masalah menimpahmu. Menjawab fans GK itu, saya cuma menegaskan kembali bahwa "ketika derita menerpahmu, jangan tanya "mengapa" tapi tanyakanlah "apa maksud Tuhan" di balik derita yang Anda alami, karena bisa saja menjadi sarana pembelajaran, peringatan, atau pertobatan demi menciptakan hidup yang lebih baik dan bermakna.

    Karena itu, bisa saja terjadi dalam hidup bahwa karena pilihan bebas, maka kita membuat sesuatu yang salah bahkan sesuatu yang buruk terjadi atas hidup kita, tetapi Allah dapat menggunakannya untuk menarik kita lebih dekat kepada diri-Nya. Suami dari istri yang kemarin berjumpa denganku bercerita; "Romo, saya bersyukur karena dengan kecelakaan kecil yang menimpah istriku, dia menghabiskan banyak waktu dengan facebook, terutama membaca renungan-renungan romo dan apa yang terjadi, malah dia  sekarang menjadi lebih sabar dari saya." Apa yang Allah perbuat dalam setiap event yang terjadi di sekitar kita, terutama dalam banyak derita, adalah Allah mengubahnya menjadi kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam iman.

    Oleh karena itu, kendatipun kita merasa bahwa Tuhan sepertinya membiarkan kita mengalami derita tapi apa yang benar adalah Dia takan pernah meninggalkan kita. Allah itu bagaikan seorang ayah yang sangat bangga melihat anaknya bertumbuh menjadi dewasa dan bagaikan seorang ibu yang selalu siap menangkap dan mengangkat anaknya yang jatuh. Mungkin saat ini Anda merasa jauh dari-Nya karena derita-deritamu tapi justru sebaliknya yang terjadi dari pihak Allah bahwa saat derita menimpahmulah Ia sangat dekat padamu.


    Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,


    ***Duc in Altum***
    Lihat Selengkapnya
  • Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,

    Maaf karena baru bisa online sehingga renungan yang sedianya dikirim pagi hari baru bisa diposting pada tengah malam ini.


    ... Rabu, 4 Mei 2011
    Yoh 3: 16-21

    Ia datang karena cinta. Ia hidup untuk cinta. Dan, Ia pun mati demi cinta. Tapi, untuk siapakah semuanya itu?"

    Ade sebuah cerita singkat sarat makna; Seorang tua mencoba menyelamatkan kalajengking yang terapung di atas air dengan tangannya. Setiap kali ia mengulurkan tangan dan menyentuh kalajengking itu maka kalajenking itu mengigigtnya. Tiba-tiba seorang muda berteriak mengingatkan orang tua itu; Apakah engkau mau bunuh diri dengan mencoba menyelamatkan binatang berbahaya itu? Orang tua itu menjawab: "Kawan muda, memang sifat utama binatang itu yakni menyerang setiap orang atau benda yang menyentuhnya tapi itu takan pernah dapat merubah sifat utamaku sebagai manusia untuk menyelamatkannya.

    Injil hari ini menjadi surat cinta yang terbuka dari pihak Allah kepada manusia. Ia begitu mencintai saudara dan saya sehingga mau memberi Putra Kesayangannya kepada kita untuk menebus dosa-dosa kita. Allah bukan sekedar mencintai saudara dan saya tapi Ia sangat mencintai kita sehingga pengorbanan Anak-Nya pun dilakukan demi keselamatan saudara dan aku. Inilah yang selalu saya tekankan bahwa Allah mencintai manusia sampai terluka.

    Jika hari ini kita diundang untuk merenungkan bacaan Injil ini maka kita hendaknya sadar bahwa seorang pribadi telah mati untuk saudara dan aku, dan dialah Yesus. Itulah alasannya mengapa saya selalu mengatakan; Jika engkau menyadari betapa Allah mencintaimu tanpa pamrih, tanpa syarat dan tanpa memperhitungkan kesalahan dan dosa-dosamu, maka hendaknya tidak ada alasan untuk menolak mencintai orang lain apa adanya.

     Untuk mewujudkan cinta itu saya saya selalu mengajakmu untuk memulai dari keluargamu sendiri. Untuk hal ini saya mengingatkan kembali saudara akan inti kotbahku di Manado kemarin; "Jangan jadi domba di luar rumah tapi menjadi serigala dan singa di rumah sendiri. Jangan kepada istri, suami dan anak-anak orang lain, Anda dapat menebarkan pesona tapi kepada suami, istri dan anak2 sendiri engkau menebarkan racun. Baiklah setiap orang memulai dari diri dan keluarganya sendiri dan biarlah terangmu bersinar menembus dinding dan tembok rumahmu dan menyapa orang lain.


    Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

    ***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "YESUSKU: TIADA DUANYA!"


Selasa, 3 Mei 2011
Pesta St. Filipus dan Yakobus
Yoh.14:6-14


...             Tulisan di slogan berbunyi: “Tidak ada jalan kepada damai: Damai itu sendiri adalah jalan! Demikian pun Yesus bukan hanya sekedar sebuah jalan. Tidak ada jalan  kepada Yesus. Yesus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa-Nya dan Bapa kita.”  Bahkan lebih indah lagi karena Injil hari ini memberikan sebuah pencerahan kepada kita tentang identitas Yesus bahwa “Dia sendiri memperkenalkan Diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.”  Inilah alasan mengapa setiap kali berhadapan dengan mereka yang menolak Yesus sebagai Anak Allah atau pun kepada mereka yang meninggalkan agama Katolik saya selalu menekankan bahwa“tidak ada nabi atau pendiri agama lain yang pernah memproklamirkan dirinya sebagai Anak Allah atau jalan kepada Allah, atau sebagai kebenaran dan kehidupan, selain cuma Yesus sendiri.” Ini mau mengatakan bahwa Yesus mendapatkan tempat istimewa di Hati Allah, Bapa-Nya, bahkan ketika Filipus mendesak Yesus untuk menunjukkan Bapa itu kepada mereka, Ia menjawabnya; “Barangsiapa melihat Aku, dia melihat Bapa.”  Bukti lain dari ayat Kitab Suci tentang ini yakni ketika Ia dibaptis di Sungai Yordan atau ketika terjadi peristiwa transfigurasi di mana ada suara yang berseru dari langit; “Inilah Putra-Ku yang Kukasihi!”

            Pagi ini kita diundang untuk dikuatkan dalam iman kita kepada Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Kehidupan yang ditawarkan oleh Allah kepada manusia. Ya, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa tanpa melalui Aku. Rumusan ini pasti menimbulkan banyak tanda tanya tentang nasib agama lain atau mereka yang tidak mengenal Yesus. Biarlah itu menjadi tema diskusi di tempat lain, tetapi pagi ini aku mau meyakinkan Anda sekalian bahwa “Yesus yang kita imani pasti tiada duanya.” Mengapa? Karena Dia bukan hanya jalan, kebenaran dan hidup, melainkan Dia sendiri juga adalah Penyelematmu. Mengimani Yesus bagaikan kita telah memiliki tiket untuk masuk ke sebuah bioskop; terserah bagi setiap orang untuk memutuskan, apakah ia mau menonton film yang ditayangkan atau tidak. Ingatlah akan kata-kataku terdahulu; “Allah tidak bertanya kepadamu ketika Ia menciptakan engkau, tetapi ketika Ia hendak menyelamatkanmu maka Ia akan bertanya dengan lembut kepadamu; Apakah engkau mau selamat?” Keputusan ada di tangan Anda, dan Allah sangat menghargai itu.

            Pelajaran kecil yang kita bisa petik dari Injil hari ini, yakni selain mengakui kebenaran iman Katolik bahwa Yesuslah Jalan, Kebenaran dan Hidup, bahkan Dia adalah cinta, maka kita pun diajak untuk sekurang-kurangnya bisa berjalan bersama, berbicara tentang, dan hidup seperti Yesus. Dengan demikian kita pun akan  menjadi “jalan kecil”bagi orang lain seperti apa yang dibuat oleh Filipus yang membawa Natanael kepada Yesus. Semoga lewat tutur kata, terlebih kesaksian hidupmu setiap hari, orang lain menemukan Yesus, atau setidak-tidaknya terinspirasi untuk merintis jalan mereka kepada Yesus.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

Renungan Pagi: "BERUBAHLAH!"


Sapaan seorang sahabat untuk para sahabat,

Maaf karena seharian kemarin internet di tempatku macet total sehingga renungan pagi dan riwayat orang kudus tidak bisa dikirimkan kepadamu.


... Senin, 2 Mei 2011
Yoh.3:1-8


“Banyak orang ingin hidup, sifat dan tingka lakunya berubah tapi mereka enggan untuk bekerja sama demi menciptakan perubahan itu.”

            Di balik diskusi dan debat tentang maksud “lahir kembali,” tetapi satu hal yang penting adalah hidup, sifat dan tingka laku kita harus tetap diperbaharui setiap saat. Paskah telah memberi kesempatan kepada setiap orang Katolik untuk lahir kembali dalam dan dengan peristiwa kebangkitan untuk menjadi manusia baru, meskipun kadang apa yang kita perbuat adalah hanya bangkit sesaat saja, dan setelah itu terbenam lagi dalam sifat dan tingka laku atau cara hidup lama kita.

            Injil hari ini dengan singkat menceritakan tentang pentingnya keterbukaan setiap orang terhadap Roh Kudus, dan itulah yang membuat kita dapat berubah. Meskipun demikian, perubahan sebagai hasil karya Roh Kudus dapat terjadi dalam hidup setiap orang jikalau kita terbuka dan bekerja sama dengan Roh Kudus. Sebagian orang mengharapkan bahwa hidup, sifat dan tingka laku mereka dapat berubah secara ajaib tanpa campur tangannya. Bagaimana mungkin sebuah pena dapat digunakan untuk menulis kalau saudara tidak bisa menggerakan tangan kiri atau kanan di mana pena itu tergenggam? Demikian pun hasil kerja Roh Kudus akan terlihat di dalam dirimu jika kita terbuka terhadap karya Roh Kudus, yakni bersedia mengubah apa yang  bisa kita ubah dalam diri dan hidup kita.

            Oleh karena itu, baiklah di pagi ini kita membuka hati dan pikiran kita serta menyerahkan segala sesuatunya kepada penyelenggaraan Ilahi sambil berjuang untuk berbuat apa yang boleh kita lakukan demi perubahan hidup dan masa depan kita, terutama keselamatan kita kelak. Dengan kata lain, setiap perubahan hidup, sifat dan tingka laku bukan terjadi secara magic melainkan memerlukan usaha yang terus menerus dari pihak manusia sambil memohon pertolongan Tuhan. Tuhan dapat mengubahmu tapi Ia ingin agar Anda bangga terhadap dirimu sendiri ketika Anda akhirnya tahu dan menyadari bahwa perubahan diri, hidup, sifat dan tingka lakumu adalah juga berkat usaha pribadimu.

            Akhirnya, ubahlah dunia dirimu jika Anda ingin orang lain di sekitarmu berubah. Perubahan bukanlah sesuatu yang terjadi secara magic melainkan memerlukan kerja sama dan usaha keras setiap orang. Semoga kelahiran kembali dapat kita alami setiap saat berkat keterbukaan kita terhadap karya Roh Kudus.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: "TEGURAN KERAS KADANG PERLU"


Sabtu, 30 April, 2011
Mrk 16:9-15


“Kesedihan itu memang perasaan manusiawi, tapi kita pun harus melupakannya
... karena harapan pada Dia.”


            Kesedihan adalah ungkapan perasaan kemanusiaan kita, dan itu akan dialami oleh setiap orang. Akan tetapi usaha untuk keluar dari kesedihan harus terus dibuat demi hidup itu sendiri. Benarlah bahwa hidup itu terlalu singkat untuk ditangisi, karena itu usaha untuk mendapatkan harapan baru demi sebuah kehidupan harus tetap diusahakan dari saat ke saat.

Injil hari ini menceritakan tentang teguran keras Yesus kepada para murid-Nya atas ketidakpercayaan mereka akan peristiwa kebangkitan Diri-Nya. Sekali pun Ia telah dilihat oleh mereka dalam peristiwa-peristiwa penampakkan sebelumnya, tetapi mereka masih menyimpan keraguan di dalam hati mereka. Yesus datang lagi untuk meneguhkan iman, dan mengutus mereka menjadi saksi dari peristiwa kebangkitan-Nya.

Banyak orang mengurung diri dalam kesedihan dan itu sungguh membelenggu jiwa dan raga. Harapan menjadi sirna, usaha pun menjadi sia-sia. Dalam situasi seperti ini kita pun kadang membutuhkan teguran keras dari orang lain untuk menyadarkan kita bahwa apa pun yang terjadi di sekitar kita, tetapi hidup itu sendiri harus tetap dilanjutkan. Oleh karena itu, bagi semua saudara saja yang masih mengalami kesedihan karena ditinggalkan seseorang atau terpaksa meninggalkan orang lain, bagi mereka yang mengalami keputus-asaan hidup, bagi mereka yang masih ragu-ragu untuk mengambil keputusan atas hidupnya, atas apa yang harus diperbuatnya, dan dalam situasi apa pun Anda saat ini, tetapi pagi ini Anda sekalian dikunjungi oleh Yesus seperti kunjungan-Nya kepada para murid dan mengatakan kepadamu; “Lepaskanlah segala beban yang Anda ikat di atas bahumu. Tinggalkan semua yang membuatmu sedih dan ragu, dan mulailah berbuat sesuatu untuk hidup dan masa depanmu.” Dia yang telah menguatkan para murid-Nya akan menguatkan dan menemanimu, sehingga engkau akan sampai ke tempat tujuan hidup dengan selamat. Dia juga akan membuatmu kuat menghadapi segala tantangan dan cobaan dalam hidupmu mulai saat ini jika engkau berhenti meragukan pertolongan-Nya dan mulai berpasrah dan percaya kepada-Nya.

Akhirnya, marilah kita saling menguatkan jiwa yang masih ragu, sedih dan putus asa untuk berani meninggalkan segala keterikatan itu dan mulai menatap dan memaknai hidup secara baru. Dia yang telah bangkit akan menemanimu sampai akhir hayatmu seperti apa yang diperbuat untuk Gereja-Nya. Maut boleh akan merenggut tubuhmu, tapi jiwamu adalah milik Sang Pencipta. Betapa rindu hati-Nya melihat engkau tersenyum menatap dan menjalani kehidupanmu hari ini.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: "SUARA TEMAN: PERLUKAH?


Jumat, 29 April, 2011
Yoh 21:1-14


“Atas berbagai cara Tuhan bekerja melalui orang lain,
... terutama sahabat-sahabat kita bila saja kita mau menyadarinya.”


            Cerita pengalaman Petrus dan sahabat-sahabatnya yang kita dengarkan dalam Injil hari ini atas cara yang sama atau pun mirip pasti terjadi dalam kehidupan kita. Di saat di mana harapan telah sirna,  jalan terasa tertutup dan semuanya terasa tidak berpihak kepada kita maka apa pun bisa kita perbuat agar  kepenatan hati dan pikiran dapat terusir alias pelarian pun bisa dibuat sebagai jalan keluar, kendatipun hal-hal yang kita perbuat itu sesungguhnya tidak kita inginkan. Syukur kalau tempat/apa yang kita jadikan jalan keluar kita itu baik, tetapi jika tempat pelarian kita adalah hal-hal buruk seperti judi, perselingkuhan, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras, maka bukan hanya diri kita sendiri yang kita rugikan melainkan juga orang-orang di sekitar kita.

            Situasi di atas sungguh dialami oleh Petrus dan teman-temannya yang lain ketika kematian Sang Guru baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, dan kini kebangkitan-Nya masih menjadi tanda tanya di dalam hati dan pikiran. Cerita singkatnya; untuk menghapus semua kenangan buruk tentang kematian sang Guru, maka Petrus ingin pergi memancing. Demikian pun murid-murid yang lain. Ketika mereka tidak mendapatkan apa-apa (karena hati dan pikiran mereka tidak fokus pada apa yang sedang mereka lakukan saat itu yakni menangkap ikan) maka Yesus pun hadir di tengah mereka, menyapa dan meminta mereka untuk menebarkan jala di tempat yang benar. Setelah mendapatkan banyak ikan, ada yang menyadari bahwa Dia Yang sedang berbicara dengan mereka adalah Tuhan, Kristus yang telah bangkit, maka dia pun berkata kepada Petrus; “Itu adalah Tuhan!” Serentak hati dan pikiran Petrus pun terbuka dan menyadari kehadiran Tuhan saat itu.

            Cerita tentang pengalaman Petrus dan teman-temannya yang lain pun kita alami dalam kehidupan kita setiap saat, terutama ketika kita merasa tidak dicintai lagi oleh orang lain (suami, istri, orang tua, anak dan sahabat kenalan kita) maka terkadang tindakan pelarian diri pun dibuat untuk menyelesaikan masalah. Dan, seperti dilukiskan dalam alinea pertama di atas syukur kalau kita memilih jalan/cara yang baik, tetapi bila cara atau jalan yang kita pilih keliru bahkan salah maka resiko kehancuran diri dan hubungan dengan orang lain pun akan kita tanggung sebagai akibatnya. Di saat seperti itu, kita sesungguhnya perlu bantuan orang lain, sahabat dan kenalan kita untuk menunjuk mana jalan yang benar atau mana cara yang tepat untuk ditempuh seperti apa yang diperbuat oleh Yohanes kepada Petrus dengan mengatakan; “Itu adalah Tuhan!” Meskipun demikian, aku selalu percaya bahwa petunjuk dan nasehat apa pun tidak ada artinya jika kita sendiri tidak membuka mata dan hati kita untuk menerima dan mengakui kehadiran Tuhan seperti Petrus. Petrus, akhirnya menyadari bahwa itu adalah Tuhan ketika ia mengalihkan fokus perhatiannya dari  kesedihan dan kegalauan hati-pikirannya tentang kematian Gurunya kepada kenyataan bahwa Sang Guru telah bangkit dan sekarang berada di tengah-tengah mereka, terlebih  ketika Sang Guru, Kristus yang bangkit berada di hatinya.

            Oleh karena itu, nasehatku kepadamu sebagai saudaraku singkat saja di pagi ini; Dalam hidup kadang terjadi bahwa kita tiba di saat di mana mata dan hati kita tertutup untuk menyadari kehadiran Tuhan, di saat di mana semua jalan terasa tertutup dan harapan hidup telah sirna, maka di saat itulah, nasehat dan petunjuk teman perlu dipertimbangkan. Kita memerlukan kehadiran orang lain, terutama orang tua, sahabat dan kenalan kita untuk menunjukkan bahwa inilah jalan yang benar, yang ini boleh dan yang sana tidak boleh. Kita memerlukan suara teman untuk menunjuk bahwa cara ini lebih baik daripada cara yang sana. Akan tetapi, terlebih kita memerlukan orang lain (sahabat dan orang-orang yang kita cintai) untuk mengatakan kepada kita bahwa “itulah Tuhan!” Hanya di saat di mana kita membuka hati dan pikiran untuk menerima nasehat dan petunjuk orang lain (yang bisa saja adalah suara Tuhan) maka kita pun terlepas dari beban hidup kita, atau setidak-tidaknya kita akan mendapatkan cara baru untuk menghayati tentang makna derita dan arti hidup bagi kita.


Salam dan doa seorang teman untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: INI CATATAN HARIANKU, MANA PUNYAMU?"


Rabu, 27 April, 2011
Luk 24:35-48


“Apa yang indah dari pihak Tuhan adalah Ia memberi kebebasan kepada setiap orang untuk menulis kisah tentang dirinya dalam buku hariannya.”
...

            Sungguh, ini yang terjadi bahwa kadang isi komentar Anda sangat bagus dan sarat makna di facebook terutama tentang sebuah topik yang sementara dibahas atau di bawah renungan pagi atau malam, tetapi karena Anda memakai huruf yang kelihatan aneh dan susah dibaca sehingga banyak orang termasuk aku sendiri juga terpaksa harus mengabaikannya alias tidak membacanya. Alasannya sederhana saja karena kami tidak bisa membaca huruf-huruf yang kadang tampil besar dan berliku-liku, bahkan ketika membacanya saya harus mengatur posisi kepala saya sehingga posisi kepalaku harus mengikuti huruf yang tertulis terbolak balik dalam komentarmu. (Emangnya, ini olah raga pagi atau sore sehingga aku harus menggerakan kepalaku? Hehehehe....canda saja) Sadar atau tidak tapi Anda telah menulis sesuatu yang tidak membuat orang lain berminat untuk membacanya.

            Salah satu hal yang selalu kutekankan dalam kotbah-kotbah saya selama pekan Suci di Kuala Lumpur adalah mengajak umat Katolik di negara Islam itu untuk tetap bangga menjadi Katolik dan bangga mempunyai Yesus, karena tidak ada seorang pun yang memiliki kisah lahir, hidup (penderitaan) dan mati seperti Yesus. Meskipun hidup-Nya singkat menurut pandangan manusia, tetapi apa yang catatan harian hidup-Nya telah  membuat setiap generasi bercerita dan bersaksi tentang-Nya. Dan, apa yang luar biasa dari-Nya adalah semua nabi termasuk Yesus meninggal tapi hanya Yesuslah yang hadir kembali dalam hidup para murid-Nya dalam tubuh-Nya seperti semula dalam peristiwa kebangkitan. Yesus telah diberi buku dan pensil untuk menulis kisah/cerita hidup-Nya di dunia ini dan kisah-Nya benar-benar menjadi sebuah cerita menarik bagi setiap generasi sampai saat ini.

            Injil hari ini bercerita tentang penampakkan Yesus kepada para murid yang masih ragu, takut dan bahkan cemas akan keselamatan mereka. Cerita beberapa teman tentang pertemuan dengan Yesus yang telah bangkit sungguh membuat hati mereka bingung dan cemas. Karena itu, Yesus sendiri hadir di tengah-tengah mereka dan menyakinkan mereka bahwa Dia sungguh-sungguh telah bangkit dari kematian-Nya, dan kehadiran-Nya membuka hati dan pikiran mereka untuk mengerti segala yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Diri-Nya. Dan, tugas perutusan pun diberikan kepada para murid-Nya dengan berkata: “Engkaulah saksi dari semuanya ini.”

            Alangkah baiknya jika di pagi ini kita ambil waktu sejenak untuk tenang dan menghitung kembali waktu hidup yang telah terberi kepada kita sebagai seorang pengikut Kristus dalam Gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri, serta mengevaluasi kembali apa yang kita telah tuliskan dalam buku harian kehidupan kita. Ingatlah bahwa buku dan pensil telah diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang untuk mulai menuliskan kisah hidupnya sebagai seorang pengikut Kristus. Tulismu mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain atau tidak, sangatlah tergantung dari caranya Anda menulis; bukan saja dari isinya tapi juga dari penampilan huruf yang Anda pakai. Karena itu, hiasilah hidupmu dengan kebaikan dan cinta kepada orang lain sehingga setiap orang bisa tertarik untuk membaca dan akhirnya mengerti apa yang Anda tuliskan dalam catatan harianmu. Ini semua bukan semata agar membuat kisah hidupmu dikenang sepanjang masa, melainkan lebih menjadi sebuah pembelajaran kepada orang lain untuk menulis apa yang penting dalam buku catatan harian mereka. Akan tetapi terlebih semuanya ini tentang keselamatanmu. Ingat, keselamatan adalah soal urusan setiap orang dengan Allah, dan tentunya kita bisa mengatakan bahwa apa yang Anda tulis dalam buku catatan harian Anda juga menjadi pertimbangan Allah.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: "NAMAMU TERTULIS DI TELAPAK TANGAN TUHAN"


Selasa, 26 April, 2011
John 20:11-18



... “Dalam keadaan sesulit apa pun Tuhan selalu datang kepadamu,
tapi mengapa ada yang tidak merasakan kehadiran-Nya?”


            Aku ingin menceritakan kembali kisah Maria Magdalena yang tertulis dalam Injil hari ini secara ringkas untukmu karena sesungguhnya menjadi gambaran bagi banyak orang tentang bagaimana kita harus menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, terutama dalam saat-saat duka dan derita menghadang. Kesedihan karena kematian Yesus masih sangat membekas di hati seorang Maria Magdalena. Ia terus mencari Yesusnya walaupun telah menyaksikan peristiwa kubur kosong dan mendengarkan kata-kata Malaikat bahwa Dia yang sedang dicari telah bangkita, tetapi semuanya belum meyakinkan seorang Maria untuk berhenti mencari-Nya. Tiba-tiba ada suara yang sangat dikenalnya memanggil namanya; “Maria!”  Wow, suara itu selain telah sangat dikenalnya tapi sungguh bukan saja terngiang di telinganya semata, tetapi terlebih di hatinya. Suara yang memanggil namanya menciptakan sebuah kedamaian jiwa. Suara yang memanggil namanya seakan menghapus kesedihan yang sedang dialaminya. Suara yang memanggil namanya mengatakan lembut di hatinya bahwa ia sedang bertemu dengan Dia yang sedang dicarinya. Dan, itulah Yesus.

            Pelajaran indah yang bisa kita dapatkan dari kisah Maria Magdalena adalah bagaimana kita yang mengalami derita dan kesedihan dalam hidup karena kehilangan sesuatu bahkan seseorang dalam hidup kita; ketika kita kehilangan anak, sahabat, orang tua atau pun mungkin cuma binatang kesayangan kita dalam peristiwa kematian. Semuanya pasti mendatangkan kesedihan, luka dan duka di hati kita. Mengatasi semuanya itu tidak cukup bagi kita untuk  menangisi keadaan kita. Saya selalu menasehati teman-teman dekatku yang berada dalam situasi penderitaan dan kesedihan; “Kawan, hidup ini terlalu singkat untuk ditangisi. Tangisan memang penting karena bisa membuat kita terlepas dari beban hidup dalam otak dan pikiran, tetapi hidup harus tetap dilanjutkan.” Kisah Maria Magdalena mengajarkan kepada kita bahwa kita pun harus berjalan mencari penyelesain dari setiap problem hidup yang kita alami. Kita pun harus mencari Dia yang bisa menyembuhkan luka batin kita; Bisa saja ada yang menceritakan kisahnya kepada teman dekat; yang lain bertemu konselor; yang lain lagi bertemu para romo. Tetapi yang lebih penting adalah seperti Maria Magdalena, kita pun harus mengayunkan langkah kepada Yesus lewat doa-doa pribadi kita. Dalam pembicaraan semalam dengan seorang fans GK (Gereja Katolik) di Kuala Lumpur, dia mengungkapkan penghayatan imannya; “Romo, apa yang aku selalu buat dalam doa-doaku adalah ungkapan syukur dan kepasrahan.”  Aku membalasnya; “Ibu berada di jalur tepat untuk menerima banyak rahmat dari Tuhan. Aku selalu yakin bahwa kepasrahan selalu membuat kita akan sabar menantikan berkat Tuhan yang kita perlukan, tetapi ucapan syukur selalu menjadi kunci yang membuka pintu rahmat berikutnya untuk Anda.”

            Karena itu, kisah Maria Magdalena yang mencari Yesus dalam kesedihan, bertemu dengan Yesus Yang memanggil namanya, sungguh membuat Maria harus berbuat sesuatu dalam hidupnya. Kata-kata ini melukiskan tindakan Maria setelah melihat Yesus. Kata Maria kepada para murid Yesus; “Saya telah melihat Tuhan.” Sebuah kalimat pendek tapi sarat makna. Maria mewartakan kepada para murid Yesus apa yang dilihat dan didengarnya dari Yesus Yang telah bangkit. Bagaimana dengan saudara dan aku? Kita telah diikut sertakan dalam peristiwa sengsara dan kematian Yesus. Sekarang kita pun telah mengikuti perayaan Paskah, perayaan kebangkitan Tuhan Yesus. Pertanyaan untuk kita renungkan pagi ini; “Apakah saya pun ikut bangkita bersam Yesus?” Jika sudah! Apakah saya pun berani untuk mewartakan seperti Maria Magdalena kepada orang lain bahwa “Aku telah melihat Tuhan? Bahwa aku telah mengalami kasih-Nya? Bahwa kuat kuasa-Nya sungguh nyata dalam hidupku?” Aku hanya mengingatkanmu sekali lagi sebagai saudaraku: “Hanya mereka yang suci hatinya lewat pertobatanlah yang  melihat dan merasakan kehadiran Yesus yang bangkit seperti pengalaman Maria Magdalena.” Jika Anda telah mengalaminya maka sekarang pergilah seperti Maria Magdalena dan wartakanlah kebangkitan-Nya kepada orang lain.

            Akhirnya, aku hanya mengingatkanmu sebagai saudaraku bahwa “pewartaanmu tentang kebangkitan Yesus hanya bisa dipercaya dan mampu mengubah hidup orang lain jika Anda sendiri telah berubah dan bertobat dan menjadi manusia baru.” Perubahan hidup karena pertobatanmu akan menjadi lilin yang bernyala dalam kegelapan hidup orang lain, dan akan menuntun mereka untuk mengalami seperti Maria dan Anda apa artinya kebangkitan Yesus dalam hidup mereka. Ini pun yang harus Anda ingat; “Tuhan sedang memakaimu untuk mewartakan kebangkitan-Nya. Maukah engkau pergi seperti Maria Magdalena dan mengatakan kepada orang lain bahwa Yesus telah bangkit karena Anda sendiri telah melihat dan mengalami kehadiran-Nya? Jika Ia telah memanggilmu dengan namamu sendiri maka percayalah bahwa  namamu tercatat bukan hanya di telapak tangan-Nya, tapi terlebih terlukis dan terpahat indah di hati Allah. Sungguh, Anda sangat berarti di hati-Nya. Tapi ini yang seharusnya Anda selalu ingat agar pertobatan selalu Anda buat dan kepasrahan serta ucapan syukur selalu keluar dari mulutmu; “Sesungguhnya, Anda dan sayalah yang membutuhkan Tuhan demi keselamatan kita.”


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: "UANG: APA YANG SALAH?"


RENUNGAN PAGI: "UANG: APA YANG SALAH?"
Senin, 25 April, 2011
Mat 28:8-15


... “Dengan uang Anda boleh membeli apa saja yang Anda suka. 
Celakanya, kepuasaan pun bisa dibayar/didapatkan dengan uang Anda.”


Untuk memuaskan rasa benci mereka kepada Yesus maka 30 keping perak diberikan kepada Yudas Iskariot. Demikian pun untuk memutar balikan fakta alias berbohong mereka pun memberi sejumlah besar uang kepada para pengawal kubur Yesus untuk menebarkan berita yang tidak benar yang dicatat oleh Matius bahwa berita ini masih tersebar di kalangan Yahudi bahkan mereka yang membenci Yesus sampai sekarang, yakni kubur kosong terjadi bukan karena kebangkitan Yesus melainkan datangnya para murid sewaktu pengawal tertidur, lalu mengambil jenazah-Nya. Dengan uang kita bisa membeli rumah, mobil, makanan dan minuman. Dengan uang kita bisa membeli tubuh orang lain, pun sebaliknya karena uang kita bisa menjual diri...maaf, bila terlalu kasar! Pokoknya, uang menjadi sangat penting dalam hidup setiap manusia dan ini menjadi fakta yang tak terbantahkan. Pertanyaan yang hendak direnungkan pagi ini yakni; “Sebenarnya apa yang salah dengan uang?”

Uang hanyalah alat tukar yang tidak berguna bila tidak digunakan oleh saudara dan aku. Uang itu berfungsi bila kita mempunyai keinginan, bila kita memerlukan sesuatu dan bahkan ketika nafsu kita tak bisa terbendung maka uang pun memainkan peranan penting untuk memuaskannya. Ternyata kebenarannya ada di sini, tidak ada yang salah dengan uang, karena justru yang menggerakkan semuanya adalah nafsu dan keinginan kita yang tak bisa terkontrol; Selalu ingin yang lebih, selalu ingin yang banyak, bahkan selalu ingin yang cantik dan tampan pun bisa didapatkan dengan uang. Dan, semuanya bukan karena uang melainkan karena nafsu dan keinginan kita. Bukankah karena ingin mobil maka kita pun mengeluarkan uang? Bukankah karena ingin tampil lebih cantik maka salon pun kita kunjungi setiap minggu bahkan beberapa kali dalam seminggu? Bukankah karena ingin sex maka kita pun mengunjungi tempat prostistusi...menginginkan gadis bahkan istri orang lain. Tapi juga karena ingin hidup mewah diri pun dijual untuk mendapatkan uang. Masa sih? Semoga tidak! Wow...maaf karena sudah terlanjur jauh dari isi sebuah renungan.

Karena itu, ketika Anda membaca renungan pagi ini maka ambilah waktu sejenak dan renungkan serta evaluasilah dirimu sendiri apa yang saja yang Anda telah perbuat dengan uang Anda? Syukur jika uangmu Anda gunakan untuk membantu orang lain, memenuhi kebutuhan (keperluan) keluarga, dan lain-lainnya. Akan tetapi jika uangmu telah Anda gunakan untuk hal yang keliru dan salah, apalagi yang membuatmu berdosa maka saya hanya mau mengingatkan Anda sebagai saudaraku bahwa “sebenarnya tidak ada yang salah dengan uang, tetapi keinginan dan nafsu yang tak terkontrollah yang membuat kita salah menggunakan uang itu.” Dan celakanya, kita pun seperti para pemimpin Yahudi di zaman Yesus, yang menggunakan uang untuk memuaskan keiginginan dan nafsu mereka. Dengan uang mereka telah membayar orang lain untuk menebarkan cerita bohong. Akan tetapi, semoga bukan karena dan demi uang, kita menjual apa yang kita miliki; nama baik, sahabat kenalan, keluarga, pangkat dan jabatan, tetapi terlebih semoga harga kita tidak dijual hanya karena sekeping uang yang didapatkan hari ini dan esok akan lenyap. Demikianlah nasehatku kepadamu sebagai saudaraku; Carilah uang dengan cara yang halal, gunakanlah uangmu dengan bijaksana, dan janganlah menjadi hamba uang. Semuanya terserah Anda. Aku hanya membisikan kepadamu sebagai saudaraku akan kata-kata Yesus ini: “Carilah harta yang tak dapat binasa dan bukan yang akan hancur karena dimakan ngengat.” Anda tahu harta yang dimaksudkan Yesus itu.


Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

RENUNGAN PAGI: "KADANG KITA MUSTI KEMBALI..."


Minggu, 24 April, 2011
PASKAH KEBANGKITAN TUHAN 
Yoh 20:1-9


... “Kembali ke tempat atau moment awal di mana kita telah memulai sesuatu juga menjadi salah satu jalan penyelesaian dari masalah yang kita hadapi.”


Kadang hidup membawa kita kepada akhir yang menyedihkan bahkan juga kematian dari mereka yang kita cintai. Menghadapi moment kehilangan bahkan kematian dari mereka yang kita cintai kadang membuat kita bertanya, mengapa hidup ini berlangsung terlalu singkat, atau mengapa hidup ini rasanya tidak adil? Jika Anda sempat menonton kembali film “The Passion of the Christ” Anda akan melihat bahkan turut merasakan hancurnya hati dan perasaan dari Bunda Maria dan Maria Magdalena ketika Yesus Yang mereka cintai harus meninggalkan mereka karena kematian-Nya. Sedih dan sedih adalah kata yang tepat untuk melukiskan gejolak hati dan batin karena peristiwa kematian mereka yang kita cintai.

Injil hari ini menceritakan tentang kembalinya Maria Magdalena ke kubur Yesus, pun kembalinya Petrus dan Yohanes untuk membuktikan kebenaran cerita Maria Magdalena, tetapi lebih indah dan sungguh mengagumkan yakni kembalinya Yesus kepada para murid-Nya setelah peristiwa kematian 3 hari untuk meyakinkan mereka yang percaya kepada-Nya akan kebangkitan-Nya. Dan, memang benar bahwa jika tidak ada kebangkitan maka iman kita akan menjadi sesuatu yang sia-sia.

Oleh karena itu, jika kesedihan menjadi pengalaman kita, jika perselihan dan pertengkaran kita alami baik bagi mereka yang telah berumah tangga, pun bagi mereka yang menjalin persahabatan, maka kadang kita harus kembali ke tempat atau moment di mana kita telah memulai merajut cinta dan persahabatan kita. Moment itu pasti menjadi kenangan yang tak terlupakan, yang  membuat dua hati telah berpaut dalam sebuah tali persahabatan bahkan ada yang melanjutkan ke jenjang pernikahan. Ingatlah saat-saat indah itu dan pasti akan membuat otak dan hatimu tenang untuk dapat saling memaafkan satu dengan yang lain, tetapi terlebih agar kita dapat saling menguatkan. Itulah yang diperbuat oleh Yesus kepada para murid-Nya ketika mereka mengalami kesedihan karena kematian-Nya; ketika mereka kehilangan harapan hidup karena kepergian Dia yang mereka cintai; ketika mereka berada dalam kecemasan dan ketakutan karena ancaman terhadap nyawa mereka, maka Yesus bangkit dan datang  untuk menguatkan hati mereka. Ia datang untuk menghibur mereka. Ia datang untuk meyakinkan mereka bahwa iman kepada-Nya bukanlah sebuah kesia-siaan, melainkan sebuah kebenaran bahkan menjadi jaminan keselamatan mereka yang percaya kepada-Nya. Ia telah bersabda bahwa “Akulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.” Karena itu, dengan kebangkitan dan penampakkan-Nya kepada para murid mau mengatakan bahwaYesus kita sungguh Allah yang hidup. Ia sungguh Allah yang Ajaib.

Jika jalan itu telah dirintis, jika kebenaran itu telah dinyatakan dan jika kehidupan itu telah diberikan oleh Yesus kepada setiap dari kita dengan kebangkitan-Nya, maka sekarang saatnya kita masing-masing harus memilih; Mengimani Yesus dan tinggal di dalam Gereja
Yang didirikan oleh tangan-Nya sendiri ataukah kita mencari yang lain di luar Diri dan Gereja-Nya?

Semalam dalam kotbah singkat di Gereja saya meyakinkan sauadar-saudara seiman bahwa banyak orang meragukan ke-Allah-an Yesus; Banyak orang mengatakan bahwa Yesus itu hanya seorang nabi; Ia hanya seorang putra Allah dan bukan Allah? Tapi kita, orang Katolik percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Penyelamat. Hanya Allah yang dapat bangkit seperti yang dialami oleh Yesus? Kalau Dia bukan Tuhan, maka pasti betapa istimewanya Dia sehingga Allah mau membangkitakan Dia. Dan, buktinya hari ini bahwa kubur-Nya telah kosong dan Maria Magdalena adalah saksi pertama dari kisah kebangkitan Yesus. Bukti kebangkitan bukan semata terletak pada kosongnya kubur melainkan karena Ia telah menampakkan Diri-Nya kepada mereka yang terpilih melihat dan bertemu dengan “Tubuh Kebangkitannya.” Inilah kebenarannya: “Semua orang pasti melihat Yesus sebelum kebangkitan-Nya, yakni pada saat Dia masih hidup sebagai manusia, tetapi tidak setiap orang layak untuk melihat dan bertemu dengan Dia setelah peristiwa kebangkitan-Nya. Hanya mereka yang sungguh percaya dan terpilihlah yang mendapatkan kesempatan seperti Maria Magdalena dan para murid untuk meyaksikan dan bertemu dengan Tubuh Yesus yang telah bangkit.” Apakah Anda pun merasa pantas dan layak, bahkan diizinkan untuk merasakan kehadiran Yesus yang telah bangkit? Semoga saja kebangkitan Yesus pun Anda alami dalam hidupmu setiap saat. Apa pun yang terjadi tetapi kebangkitan Yesus menjadi alasan bagi kita untuk berbangga karena kita mempunyai Tuhan yang sungguh Ajaib, dan Dialah Yesus.


SELAMAT PESTA PASKAH UNTUK SEMUA SAHABAT

Dari seorang sahabat,

***Duc in Altum***